Senin, 10 November 2014

berserikat

Manusia selain sebagai makhluk individu, disebut juga sebagai makhluk sosial. Dari sini saya berusaha mendekatkan dengan kata "berserikat" sebagai turunan sosial. Karena butuh hadirnya individu lain diluar "aku". Saling membutuhkan, tepatnya saling butuh bantuan, mengisi peran yang harus di isi individu lainnya, menunjukkan keterbatasan karya dan waktu untuk mewujudkan keinginan hidup. Berkreasi dalam rangka memudahkan perjalanan hidup, disinilah peran ketrampilan dan keinginan menyuguhkan tampilan bendawinya. Lalu benda yang menjadi monumen hasil ketrampilan manusia, disediakan untuk pemenuhan "mudah dalam hidup".

Capaian bendawi begitu luar biasa pesatnya, bertambah banyak barang, yang menurut bentuk dan kegunaannya semakin detail dan khusus, semakin mampu menyingkat waktu proses dalam menghasilkan sebuah produk benda, semakin banyak jumlah yang mampu dicipta dalam waktu sesedikit mungkin. Dalam catatan manusia semakin tinggilah ketergantungan atas "berserikat dengan benda", banyak pengalaman yang dicatat sebagai "ilmu tentang benda, memecahkan masalah-masalah benda", untuk manusia. Tiba waktu berikutnya gelisah terhadap karya benda, kembali gelisah dengan sebagai manusia sendiri-sendiri, sebagai individu, sebagai makhluk hidup yang butuh keterangan misteri dirinya sendiri. Yang telah nampak sejak menyadari bisa berbuat, yang menyadari tiada batas, yang menyadari ada batas antara manusia hidup dan mati, antara yang dibahas dan yang dilakukan, antara yang dicari dan yang diinginkan. Pencarian sejak lama tentang hadirnya Tuhan. 

Rabu, 05 Maret 2014

nyaman


hadir dengan sendirinya atau tercipta?

nyaman. salah satu titik kesimpulan untuk menggambarkan suasana hati yang enak atas 'persepsi baik' indra.  misalnya, mendengarkan musik yang tepat sesuai suasana hati, bisa menimbulkan rasa nyaman.  kalaupun hati dalam kategori 'sedih', penghayatan atas kesedihan menciptakan 'kompensasi' perasaan.  terkompensasi ini yang juga saya pahami sebagai bentuk kenyamanan dengan posisi 'pangkat negatif'.  perlakuan terapi indra lainnya bisa juga lewat aroma.  mengkondisikan agar terjadi 'rilek', menciptakan suasana 'lepas segala beban' dengan rangsangan lewat aroma (aromaterapi misalnya).

berikutnya. teruarainya konflik pikiran. berkurangnya pikiran curiga,  menurunnya kecemasan, dan hilangnya ketidakpastian angan-angan, semua memicu terciptanya suasana nyaman.  diteruskan dengan hidupnya 'segudang harapan' yang teracang dalam otak.  mungkin, sekian harapan yang sedang terbayang dekat dan hilangnya kecemasan menjadi alasan mengapa nyaman tercipta disini.

dalam perbincangan "spiritual".  tentang asumsi kedekatan dengan tuhan.  pencapaian atas hasil latihan bersyukur, berlatih merasa berkecukupan, dan merasakan keindahan hubungan hamba-tuhan, dimaknai sebagai kenyamanan tertinggi dalam pencarian makna hidup.  berbeda lagi kalau secara fisik.  hormonlah yang menimbulkan sensasi nyaman di otak, seperti penjelasan para fisikolog (entah apa yang tepat).  bahwa hormon endorphine yang bertanggungjawab atas timbulnya perasaan senang, nyaman.

kemudian nyaman sebagai bentuk status quo, kita pernah dengar istilah 'zona nyaman' dalam jabatan.  perasaan 'langgeng' dan kepemilikan/kuasa atas sesuatu menjadikan orang nyaman bergelut di situ.  selebihnya saya memilih simpul dengan bahasa berbaik-baik.  bahwa "nyaman" adalah rahmad, anugerah dan bolehlah diusahakan. slm

Labels

Asal (23) Perbuatan (22) Sikap (22) Suasana (18) Pertanyaan (15) Dream (10) Perjalanan (10) Tinggal Menerima (6) Main-main (4)