Rabu, 05 Desember 2012

filantropi lokal


yang penting maksudnya untuk mencipta daya tahan berbasis kelompok...dulu pernah kepikiran bagaimana caranya punya komunitas yang mampu berproduksi dan memperpanjang rantai produk berputar-putar hanya dalam basis komunitas...
transaksi berjalan...menciptakan keberlangsungan, bisa berupa rantai pangan, rantai ekonomi,  manfaat yang diharapkan  memperketat uang yang menguap dari rantai komunitas...
jika satu komunitas ada penggiat penanam pangan..ditransaksikan untuk makanan ternak si penggiat ternak...hasil sampingan ternak berupa pupuk di transaksikan untuk mengolah  kembali  penggiat tanaman...contoh lingkaran ini mudah2 an semakin besar, dengan diisi banyaknya macam penggiat-penggiat lainnya. kapan2 siklus sederhana ini akan terwujud dalam komunitas yang diidamkan...mandiri dan berdaya tanpa banyak ketergantungan yang disengaja dibalik modus cari laba.
saya memilih membahas filantropi gaya ini, daripada model "galang kedermawanan" yang ditujukan untuk "bantuan".  walaupun diembel-embeli "sustainable" pun (gak usah sebut judul dan merk ya...).  saya terlanjur menghapalkan "bantuan itu tidak mencerdaskan" dalam situasi normal, lain kalau disituasi "khusus". boleh lah pemahaman saya di"rujuk"an senyampang konteksnya "bagaimana ada yang terbantu"...
menata nalar; tapi bagaimana ya mengawali...kalau saya tetap tidak punya pikiran lain...setiap tanggal muda pasti daftar belanja sudah menunggu...semoga anakku kelak tak mewarisi ini...model shoping list...tinggal comot...memang instan dan mudah...tetapi tak pikir memang tidak ada aset sesunguhnya yang didapat dari berperilaku hidup model ini...beda kepentingan dengan itu yang menyediakan produk dan jualan karena sedang "mengamankan pasar".
saya juga hapal kalau jawaban pertama dari keluh kesah memulai kreatifitas apapun mesti modal... fasilitas...kebiasaan menemukan kekuatan dan keberdayaan memang belum menjadi tradisi lingkungan hidup saya...
general mapping...sering hanya menghasilkan data-data...sekian banyak...untuk menghubung2kan data berupa angka-angka mati itu juga masih kesulitan...butuh ketrampilan dan asah kepekaan katanya...setidaknya akan saya mulai lagi...rasanya umur ini sudah semakin tua...banyak gagasan yang kurasa baru...padahal kemana saja aku dulu berkelana...ha ha ha. slm

Senin, 26 November 2012

freeze 1


tak usah bilang 'kaum yang sedang menghamba', kaum yang taat...nyatanya semua orang lapar itu disayang tuhan...setua peradaban lapar (boleh dibaca: puasa), ini adalah budaya yang universal...dipahami sama-sama memiliki dimensi peningkat semangat.
mereka yang mengatakan berlatih menselaraskan alam kecil dan besar...mereka yang meyakini penyelarasan dalam putaran2 kebaikan...mereka yang mengingat tanda damai, nyaman, dan lapang.
kalu sudah lapar...manusia tinggal memilih..."mau jadi lebih keras atau lebih lembut"...menjadi lebih sensitive dan mudah menangis...menyadari tataran empiris itu bukan ukuran lagi...seberat mengetahui keburukan orang lain...menambah beban memendam aib sendiri dan menutupi aib orang lain.
atau memilih men-salurkan lapar menjadi anarkis (baca: perusuh, pengacau, pemberontak, gak usah sampai Absence of government; the state of society where there is no law or supreme power; a state of lawlessness; political confusion...muleg brow).slm

Labels

Asal (23) Perbuatan (22) Sikap (22) Suasana (18) Pertanyaan (15) Dream (10) Perjalanan (10) Tinggal Menerima (6) Main-main (4)