Minggu, 08 September 2024

Aset 2: Haikal Dirimu Sendiri

Masih ingat yang kategorikan Chamber? ia berhasil mengkotak-kotak asset jadi 5 lock, sosial-human-nature-finance-physic. Sumber ekonomi dan kekayaan berasal dari 5 kotak itu, kalau ada yang ngeyel masih banyak kotak lainnya. berarti sama, saya juga sedang berusaha mencari kotak yang lainnya kok. pasti, sangat mungkin banyak. bagaimana kalau kita ajukan ilmu/pengetahuan sebagai aset. mantap!

Sering banget kita melihat konten para chinese yang memperlihatkan jangan pelit terhadap 3 hal: belanja ilmu, belanjain orang tua, dan belanjain untuk loyalitas. yang secara rasional jika 3 hal ini dilakukan oleh seseorang, maka sebenarnya ini kebutuhan pelaku dan yang mendapatkan  keuntungan /manfaatnya dia sendiri. beginilah cara belanja anti rugi dalam kehidupan ala konten chinese. dan boleh saja kita adopsi dari konten ras mana saja, baik dari hawai sampai madura, selama dia bicara tentang manajemen aset, it's okay! 

Kita runut pelan-pelan guys....

Dalam ilmu akuntansi, aset adalah hutang ditambah modal. modal belum tentu aset, sedangkan aset jelas-jelas terkandung didalamnya modal. 

Lain lagi bang Wiki, telah men-sari-kan modal intelektual lah yang digunakan untuk men-sebut "mewakili seluruh yang diketahui/pengetahuan", yaitu bernama; dalam diri manusia, struktural, relasional yang kesemuanya itu dalam kategori intangible, gak bisa dihitung exactly. juga karena ini non-physic, seperti proses, pola, value stakeholder yang mampu mempengaruhi kecepatan sebuah transformasi. sungguh ya, intelektual jika jadi modal, intangible banged... 

Modal lainnya, L.J Hanifan (1916) mengemukakan istilah "modal sosial". Menurutnya atribut2 sosial, niat baik, dan kepercayaan dalam bertetangga memiliki dampak positif eksternal maupun internal bagi individu2. Berikutnya Portes(1998) menyebut semua masalah masyarakat /komunitas bisa digantungkan pada modal sosial yang tersedia. Ikatan-ikatan dalam komunitas inilah yang menginspirasi George C. Homans (1961) sebagai istilah "modal sosial dalam teori pertukaran".  Lalu secara baku woolcook dan Nerayan (2000) menyebut modal sosial berisi interaksi  sosial, akses jejaring dan partisipasi dalam kelompok. meski definisi "modal sosial" selalu bernada positif, ini pernah berhasil di maknai negatif oleh kelompok "Triple Key", ya Ku Klux Klan (KKK, 1865)). dia kelompok ekstrimis supremasi kulit putih yang berhasil mengkonversi eksklusivitas warna kulit sebagai bahan modal sosial. tentu saja ini jelas-jelas bertentangan dengan semangat universalism dan persamaan umat manusia.

Kembali ke paragraf 2. daripada memilih jalan menjadi ekstrimis yang mengagkat nilai2 eksklusifitas kelompok nyata2 bertentangan dengan universalism umat manusia. lebih masuk akal memilih cara-cara ala kebijaksanaan tiongkok yang memberikan cara belanja agar aset kita tetap bernilai. ingat ya cara.....

bagaimana dengan agama yang selalu punya jawaban untuk masalah macam ini, bagaimana cara mengabadikan aset meski kita belanjakan terus. iya agama selalu punya jalan. lihat aja bagaimana jaminan orang yang membelanjakan hartanya untuk amal jariyah, orang yang mengamalkan ilmunya, dan keturunan /anak sholeh yang do'anya tidak terputus meski kita mati. ketiganya, akan kekal membersamai kita. nilainya tak terputus. Lihat juga ayat tentang 8 asnaf yang dengan memenuhi haknya, banyak kisah kita tak tambah miskin. tapi semacam kita diganti lebih banyak dari intangible lain.

konsep lainnya, Jawa punya Cokro Manggiligan, sebutan untuk pola usaha yang saling support dan siklusnya muter2 tak terputus. seperti cokro manggilingan [kolam-kebun-ternak] yang saling support. hasilnya hanya produksi tanpa henti. atau cokro2 lainnya. tak terbatas jika di variasikan...

model kemitraan sekarang juga menyebut diri sebagai kemitraan bisnis hulu-hilir. semuanya akan diselesaikan dalam sirkel kemitraan tanpa menoleh teman luar mitra...wkwkwkwkwk.

Macam kartel bisnis, pengertiannya mengganggu dalam pikiran kita sebagai lingkaran bisnis yang kita tidak bisa menembusnya selain mengikuti sitem yang sudah di putarnya. para inovator dan pendatang baru dibuat minder dengan mitos bginian.

puncaknya, benteng terhebat yang belum pernah terganggu pengaruh luar adalah haikal sulaiman. Jimat inilah, merupakan rancangan peninggalan King sulaiman yang termahal dalam aset-permodalan  manusia, Rumah Ibadat pertama pertemuan Manusia dan Tuhan

apalah guna sirkel-sirkel jika salah titik pertemuannya. maka, sangat penting menemukan titik pertemuan, agar tak derita pusing kebanyakan sirkel, bolehlah mengikuti kebijaksanaan tiongkok, bolehlah berusaha membuat cokro manggilingan kita sebanyak2-nya. bolehlah kita akan meng-kartel bisnis jejak karbon, maupun jejak digital. Tapi jangan lupa dalam perjalan hidup ini, wujudkan pula titik pertemuanmu sendiri, Haikal dirimu sendiri. Wallau'alam




Kamis, 21 Maret 2024

Sekolah Indra 4: Kaki Hemat

2 hari ini saya berpikir keras, bagaimana mungkin orang2 dalam perdebatan grup perdiskusian LGCG banyak yang ngotot, ia mampu memeperoleh 15 km up untuk konsumsi bahan bakar /1 liter nya. metode pengukuran yang digunakan, yang paling mudah-sederhana dengan melihat angka capaian di Display-MID-AVG bawaan mobil masing2. 

Singkat kesimpulan, saya heran luar biasa orang2 ini sampai segitunya memperhitungkan konsumsi BBM, sampai dibahas sedemikian sengit. awalnya saya heran kenapa beginian dibahas. sampai saya hanyut ikut pembahasan ini. 

yang mendorong saya menyimak ini adalah jiwa 'pres' saya yang meronta-ronta. sudah memakai mobil LCGC, masih merasa boros. Wow sampai sini tahukah kalian penyakit hati yang menakutkan?, iya benar2 sedang terjadi, jiwa miskin yang meronta-ronta dipupuk dengan sifat kikir menjadi semakin logis, mintalah otak ini dibahas, dipikir dengan serius. saya takut ini menjadi penyakit hati...hehehe... 

akhirnya saya belajar memilih oli yang cocok untuk mobil dan hemat, saya belajar membeli part rutin ganti dengan hemat, saya membeli Ban kualitas Eco dst...dst. Dan puntjak jiwa hemat ini mendorong saya belajar mengemudi dengan eco-riding. ya betul, setelah sekian lama mencoba, saya menemukan ruh eco-riding itu adalah 'menggiring mesin'. Bagaimana berkendara dengan mengikuti kekuatan mobil, tak perlu tergesa mbejek gas, sesuaikan dengan dengung mesin, gak perlu mbejek gas berlebih walau sedikit, secukupnya. apalagi mbejek gas sedalam-dalamnya, jelas ini hukumnya Harom...wkwkwkwk.. 

sampai disini saya menemukan sense mengemudi yang halus dan smooth, padahal cita-cita saya juga bisa mengemudi dengan smoooth...bedanya, smooth eco-riding berjalan pasti santai karena menyesuaikan 'mesin mapan'. kalau gaya nyopir paspampres, cepat-nyaman. Dan saya pernah disopiri orang yang pernah kerja di driver paspampres (purnawirawan). wow...kualitas nyopirnya gak kaleng2 boy...cepat, presisi dijalan, nyamannya dapat, rasa disisi penumpang aman-nyaman meski kecepatan tinggi. Karena jelas pengambilan posisi kendaran dijalan selalu presisi dalam prediksi-pun. Beda ya kalau kita di nahkodai sopir kasar yang tolol, udah mau kelihatan cepat, tapi jalannya gak cepat2, gak nyaman, dan perasaan sebagai penumang gak aman di mobil itu. walah cerita kok nglantur....

Oke balik ke Eco-Driving. dari sini saya akhirnya mencapai rekor yang masih mungkin terus terpecahkan rekor untuk saya sendiri, yang saat ini sudah mencapai AVG 15,7 km/1l @Calya-Pertalite. Padahal sebelum2 nya pernah kepikiran mencoba Nyopir sambil berpikir Eco gak jadi-jadi, malah dapatnya emosi. 

Bersyukur kali ini saya mampu menghayati nyopir-eco. dan selebihnya ini juga merupakan skill-keahlian yang butuh diasah. meskipun kaki disini disuruh hemat. Tuhan memerintahkan untuk tidak menyia-nyiakan apapun (mubadzir). Tidak ada yang salah dengan kata 'hemat'. Jangan suudzon terus, dengan mengatakan acara hemat-hematan ini lebih dominan termasuk kegiatan kikir pada diri sendiri. Otak kamu terlalu Dzolim. jiahahaha...wallahu 'alam

Labels

Asal (23) Sikap (23) Perbuatan (22) Suasana (18) Pertanyaan (15) Dream (11) Perjalanan (11) Tinggal Menerima (6) Main-main (4)