Senin, 17 Februari 2014

bermain api, bakarlah "sampah" hati

 seperti yang dilakukan para penggiat entertain, bermain api yang kata kejadian berikutnya "awas nanti terbakar" coba dimentahkan.  api yang berbahaya ditampilkan sebagai barang yang juga bisa dijinakkan, dikelola, lalu disuguhkan sebagai senda gurau semata.  demi pertunjukan, demi dan mendapatkan uang, diatas biaya rata2 atas jasa "membakar".  sedangkan membakar "sampah" dilakukan karena merupakan kebutuhan, mengurangi volume sampah, menambah nilai manfaat barang tak berguna.
sekarang kita tetapkan kalau bermain api tetaplah rugi, sebab tetap saja berikutnya pasti terbakar.  kita pasti ada terlenanya, dan intinya kita benar-benar tidak mampu mengendalikan api.  aku hanya ingin mengatakan api dan panas menjadi dua hal yang menyatu-pengaruhi, peralihan wujud dan sifat ini yang digunakan sebagai penjelasan.  jika ada api dingin, dan panas tapi bukan api, berarti rekayasa yang mampu memisahkan wujud dan sifat, patut dihargai mahal. seperti foto api itu tak panas, kereta api dingin karena dalamnya AC dan dendam, asmara, ambisi, marah, perang politik, orang2 sebut disitu hawannya "panas".
kita lanjutkan ngelantur-ngawurnya...sebaiknya jangan bermain api, nanti panas, jika punya ilmu pengendali api, bisa memanfaatkannya, dan paling akhir tetaplah bermain api, walaupun belum tahu ilmunya, agar tahu itu api...pokok tak membakar orang lain dan terbakar sendiri tapi dapat mengurangi "sampah" dihati.wk wk wk..

#refleksi diri setelah kakak tahu aku bermain api. 
sehari sebelumnya :tiba2 kakak bilang: kamu tidak kasian sama istrimu, senyam-senyum sendiri, itu jelas modus.
beberapa detik setelahnya: aku berkata: tidak, aku janji akan mengendalikan apiku.sambil kuserahkan bungkusan makanan hangat pagi itu slm

Minggu, 16 Februari 2014

Ke negeri Gajah putih

tanggal 19 Nopember 2013 kemarin, saya mengikuti rombongan studi banding ke bangkok, berjumlah 30 orang per rombongan.  bagian saya di rombongan kedua.  Tepat pukul 4 sore take off dari juanda menuju bandara don muaeng, waktu menunjukkan sudah pukul 20.00
Tiba hari kedua menuju tempat King Mongkut's University of Technology Thonburi.  Selebihnya ke Mall MBK, Wat Arun, Gems Gallery, rumah madu. Pusat Kulit...dll....hanya yang istimewa menurut saya hanya di Wat arun...walaupun dibandingkan dengan borobudur...masih jauh megah borobudur.

Tambahan
orang thailan rata2 tinggi badan lebih dari orang indonesia, dan jalannya cepat-cepat, kalau ada yang jalan lambat hampir dipastikan orang indonesia yang juga sedang disana.
yang lainnya...dilegalkannya operasi ganti kelamin di sana menjadikan banyak sekali pria yang berubah jadi wanita, mungkin alasan kerja...dan kayaknya sudah jadi budaya disana.  Tata kota dan penataan sama dengan jakarta...namanya sungai juga berwarna hitam penuh limbah, hanya lebih ditambah dimanfaatkan sekalian sebagai jalur transportasi air...macet dan tidak teratur dimana2...yang menarik biksu di thailand ternya tidak seperti bayangan saya, tidak makan daging, biksu thailand tetap makan, dan otomatis karena mayoritas vihara dapat kita temui seperti banyaknya musholla di Indonesia.slm

Labels

Asal (23) Sikap (23) Perbuatan (22) Suasana (18) Pertanyaan (15) Dream (11) Perjalanan (11) Tinggal Menerima (6) Main-main (4)