Tampilkan postingan dengan label Perbuatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perbuatan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 Maret 2024

Sekolah Indra 4: Kaki Hemat

2 hari ini saya berpikir keras, bagaimana mungkin orang2 dalam perdebatan grup perdiskusian LGCG banyak yang ngotot, ia mampu memeperoleh 15 km up untuk konsumsi bahan bakar /1 liter nya. metode pengukuran yang digunakan, yang paling mudah-sederhana dengan melihat angka capaian di Display-MID-AVG bawaan mobil masing2. 

Singkat kesimpulan, saya heran luar biasa orang2 ini sampai segitunya memperhitungkan konsumsi BBM, sampai dibahas sedemikian sengit. awalnya saya heran kenapa beginian dibahas. sampai saya hanyut ikut pembahasan ini. 

yang mendorong saya menyimak ini adalah jiwa 'pres' saya yang meronta-ronta. sudah memakai mobil LCGC, masih merasa boros. Wow sampai sini tahukah kalian penyakit hati yang menakutkan?, iya benar2 sedang terjadi, jiwa miskin yang meronta-ronta dipupuk dengan sifat kikir menjadi semakin logis, mintalah otak ini dibahas, dipikir dengan serius. saya takut ini menjadi penyakit hati...hehehe... 

akhirnya saya belajar memilih oli yang cocok untuk mobil dan hemat, saya belajar membeli part rutin ganti dengan hemat, saya membeli Ban kualitas Eco dst...dst. Dan puntjak jiwa hemat ini mendorong saya belajar mengemudi dengan eco-riding. ya betul, setelah sekian lama mencoba, saya menemukan ruh eco-riding itu adalah 'menggiring mesin'. Bagaimana berkendara dengan mengikuti kekuatan mobil, tak perlu tergesa mbejek gas, sesuaikan dengan dengung mesin, gak perlu mbejek gas berlebih walau sedikit, secukupnya. apalagi mbejek gas sedalam-dalamnya, jelas ini hukumnya Harom...wkwkwkwk.. 

sampai disini saya menemukan sense mengemudi yang halus dan smooth, padahal cita-cita saya juga bisa mengemudi dengan smoooth...bedanya, smooth eco-riding berjalan pasti santai karena menyesuaikan 'mesin mapan'. kalau gaya nyopir paspampres, cepat-nyaman. Dan saya pernah disopiri orang yang pernah kerja di driver paspampres (purnawirawan). wow...kualitas nyopirnya gak kaleng2 boy...cepat, presisi dijalan, nyamannya dapat, rasa disisi penumpang aman-nyaman meski kecepatan tinggi. Karena jelas pengambilan posisi kendaran dijalan selalu presisi dalam prediksi-pun. Beda ya kalau kita di nahkodai sopir kasar yang tolol, udah mau kelihatan cepat, tapi jalannya gak cepat2, gak nyaman, dan perasaan sebagai penumang gak aman di mobil itu. walah cerita kok nglantur....

Oke balik ke Eco-Driving. dari sini saya akhirnya mencapai rekor yang masih mungkin terus terpecahkan rekor untuk saya sendiri, yang saat ini sudah mencapai AVG 15,7 km/1l @Calya-Pertalite. Padahal sebelum2 nya pernah kepikiran mencoba Nyopir sambil berpikir Eco gak jadi-jadi, malah dapatnya emosi. 

Bersyukur kali ini saya mampu menghayati nyopir-eco. dan selebihnya ini juga merupakan skill-keahlian yang butuh diasah. meskipun kaki disini disuruh hemat. Tuhan memerintahkan untuk tidak menyia-nyiakan apapun (mubadzir). Tidak ada yang salah dengan kata 'hemat'. Jangan suudzon terus, dengan mengatakan acara hemat-hematan ini lebih dominan termasuk kegiatan kikir pada diri sendiri. Otak kamu terlalu Dzolim. jiahahaha...wallahu 'alam

Senin, 07 Agustus 2023

Jamu

Keberadaan Profesi 'peracik jamu', Acaraki, ditemukan di relief prasasti Madhawapurra (Hindu-Majapahit). Sedangkan adanya 'ramuan penyembuh' sudah terekam sejak jaman Syailendra, lihatlah gambar-gambar relief Borobudur. Penemuan lainnya, Lontar Usada, dari bali, juga membicarakan penggunaan jamu sebagai ramuan obat. Kata Jamu merupakan akronim dari 'Djampi' dan 'Oesodo', yang maksudnya adalah 'obat dan do'a'. Kira-kira jika ditulis pendek bgini; 'Djamoe'. obat dan doa ini menjadi pengalaman turun temuruh yang tujuan utamanya untuk memelihara kesehatan. 

Perdebatan khasiat jamu: antara menjaga dan menyembuhkan.

Jika standarnya, pengakuan atas jamu hanya berfungsi sebagai penjaga kesehatan, semua ramuan minuman herbal ini juga memiliki kemampu sebagai penyembuh penyakit. para encari obat alternatif  meyakini jamu-lah yang lebih baik dari segi dampak penggunaan obat. Jika penggunaan 'obat kimia' ditemukan dampak negatifya, para pen-jamu meyakini tidak ada efek negatif. tentu, sebaliknya daya penyembuh jamu diketahui lebih lambat daripada obat kimia. ini jika kita berpikir imbang, skor harus 1-1, ada plus minusnya, antara kita menggunakan jamu atau memilih obat kimia untuk kesehatan kita. 

kita lanjutkan ber-pikir ekstrim. Apakah jamu menyembuhkan? mitoskah ini?, iya, silahkan berpikir demikian. sebaliknya jamu juga diagungkan dengan kalimat 'kehebatan jamu melampaui obat kimia dalam menyembuhkan'. apa yang bisa diobati dengan obat kimia terdapat pula padanan jamu nya sebagai obat. apa yang obat kimia tidak mampu mengobati, terkadang ada jamu yang mampu mengobati. taruh contoh kasus AIDS, banyak berita orang yang sembuh pengobatan, melalui obat alternatif, melalui jamu-jamu-an. dipastikan AIDS secara medis belum ada obatnya, hanya ada obat pelambat-pengulur waktu saja.

Khazanah fanatis saya, memegangi kalimah 'semua penyakit ada obatnya'. ini yang mendorong umat manusia anak cucu adam memiliki harapan-harapan. Apapun penyakit yang menimpa manusia, pasti lambat atau cepat akan ditemukan obatnya, jika tertunda belum ada obat yang dimaksud, ini hanyalah tentang waktu, belum ditemukan saja. tapi sebenarnya ada...hehehehe.

Kalau soal aturan, BPOM sudah mengatur kode untuk untuk mengatur ini semua, selengkapnya lihat tentang aturan kode registrasi obat dan obat tradisional. Minimal kita tahu, barang yang beredar itu masuk kategori makanan atau obat, atau antara keduanya, berupa makanan yang berbatasan dengan obat. cukup.

Pesan terbaik untuk ini adalah, lihat dan perhatikan makananmu, semua makanan akan menjadikan tubuh kita bereaksi terhadapnya. mengapa sayuran yang kita makan ada unsur empon-empon sebagai bumbu jamunya, karena kearifan lokal beginian lah, kita mengusahakan kesehatan dan raga kita. wallahu a'lam.



Rabu, 26 Oktober 2022

Sekolah Indra 2: si mata mewah


Apa iya kaya itu memang bakat, ada bakatnya...hikhik...aku punya teman yang kusebut berbakat kaya macam ni. lirikan matanya aja mampu mendeteksi yang dilihatnya itu barang mahal atau bukan, berharga atau macam hiasan pemanis sampah belaka. Aku heran, dimana dia belajar, kapan membaca dan waktu cari referensinya, kapan dia studi perbandingan harga dengan metode penampakan saja, sampai-sampai dia kok se-responsif dan sebenar itu melihat banyak hal-benda. Lama tak berjumpa, pikiranku juga sudah tak se-takjub mula-mula, kutemukan ternyata ada saja kekurangan pada dirinya, matanya tak mampu kunilai secanggih scan bandara, matanya juga tak setepat sniper membidik gajah, "yakni: pasti-mudah-mengena" hahaha. nyatanya kekeliruan tetap menempel disisi kemanusiannya, menunjukkan dia manusia sempurna, dia ada lemahnya. Yakin jadinya, dia mmg berbakat, terpilih punya bakat, tapi tetap dia Manusia. Aku masih bisa belajar untuk ini....itu bisa dikejar-dipelajri jreng..jreng..jreng...

Jadi bgini sob. kita setahap berfikir serius merancang sebuah pembelajaran spektakuler, kayak membina x-man lah. nggak, nggak sekayal itu, bgini saja...daripada nganggur, mari melatih indra, iya boleh juga olahraga lah.

baru2 ini di medsos semakin banyak tips2 olahraga bagi si super sibuk (lihat hp), banyak sajian olahraga singkat dan manfaatnya hampir langsung kita rasakan jika praktek, mungkin karena saking lamanya kita gak pernah menggerakkan anggota tubuh seperti sebelum jaman gadged menyelimuti pandangan kita sebagai halimun-hijab dunia. biarkan saja tulisan ini sampah sesampah2nya. kemudian menemukan kompos yang diakui sebagai pupuk penyubur yang terus dibahas dan diteorikan tapi tetap enak pakai pupuk pabrikan....wkwkwkwkwkwk.

jadi itu, pertama, cobalah kita mulai menggerakkan anggota tubuh kita dengan gerakan2 yang banyak beredar sebagai tips olahraga singkat. untuk menjaga kita tidak kehilangan orientasi gerak tubuh tersebab kebanyakan lihat hape.oke.

kedua, kembali ke tema utama, indra. sesuai judul, fokus ke mata, mari senam mata, mari melatih rasa yang mampu diterima mata, menghayati keindahan dan kepedihan melalui mata, menerima keberadaan mata sebagai anugrah besar, sehingga sebagai jendela hati, mata kita adalah indra yang disebut "indra", "indra" yang paling indra. Indra yang bisa sekali menjadi mewah dan menerima rias-an, indra yang bisa berbicara suasana, indra yang memantulkan waktu, laksana teropong masa depan, dan terowongan ke sanubari. indra yang menangkap cahaya, yang dengannya gambaran adalah penampakan sifat teladan yang mudah kita mempelajari.

Ketiga, apakah kita akan bertanya lagi ini adalah duit. ya tentu saja, mencakup ini. aku tak memasukkan jual-beli dalam karunia indra ini, sebaiknya aku berkata: jika mata kita terlatih melihat hal-hal bagus, terbiasa melihat yang baik2, melihat yang sesuai penghayatan kita, keuntungan besar sebagai rahmat, telah nyata di diri kita. bonus berikutnya, jika sedang bergumul sesama manusia, terlatihmu menjadikanmu excelence empirissism. menyatukan sifat ilmu dan sifat pengalaman setiap hari mewah dari Mata.

Kamis, 01 September 2022

Kutiup dari Esok

Esok

Aku akan telah berusia 40 tahun, usia keramat dalam info perlombaan dunia ini. Beberapa meyakini 40 adalah chek-point kesuksesan anak manusia, bisa diukur, bisa dilihat kiprahnya, sepanjang hidup ini. Sampai pada kesimpulan puncaknya, bahwa jika kesuksesan tidak nampak di tahun ke 40 kehidupan, keseluruhan raport hidup bisa ditimbang-kirakan, yakni: sebegitulah puncak hidup You. jika sukses, sukseslah ia, jika biasa, maka kehidupan biasalah yang didapatinya. Masih ada Esok.

Antitesis

sebelum di sosmed ada konten "menikah setelah atau sebelum usia 40, sama baiknya, kaya diusia 40 atau setelahnya, tetaplah ia lah kaya...dst..." . Bapak ku juga dengan damai bercerita, temannya, orang-orang yang dia kenal selama hidup, ada beberapa yang kaya diusia senjanya, ada yang sukses di masa tua nya, ada yang menikah dan mendapat jodoh di akhir ujung bareng fisiknya menua. inilah dunia, semua ada saja yang terjadi. Serba Mungkin, dan jangan asal patok. Kenapa? Agar kita dijauhkan dari perilaku majas perbandingan yang sekaligus pecinta Antonim. Persona Antitesis. 

Idealitas

aku sering membayangkan jika itba' Kanjeng Nabi, saat usia kecil sudah dibelah dadanya menjadi jiwa yang suci, keseluruhan terjaga dari salah, makanya tidak ada sempat muncul jenis-jenis jiwa kecil: macam sombong manusia malah sebab potensi kepemimpinanya di alam ini. Masuk usia 12 tahun. Nabi sudah berdagang sampai Syam, melakukan kegiatan antar negeri, ekpor-impor. Seandainya diusia segitu, aku telah lulus pelajaran praktik ekspor impor, betapa luas dan mantap target pembelajaranku. Di usia 35, beliau mendapat gelar rimba khalayak sebagai Al-Amin, Yang Terpercaya, yang memiliki integritas terakui-teruji sebagai sosok pemecah masalah, memerani Diplomat ulung antar klan, pemuda dengan aura-citra: Trusted. Dan diusia 40 beliau menerima wahyu, sebagai Rosul. terakhir, inilah pertanyaan kunci untukku saat ini, apa risalahku saat mencapai 40 tahun? sebagai apa aku ini, berkarya apa aku selama ini, dikenal sebagai apakah aku ini? Aku dan Idealitas.

Yang Biasa

saat-saat manusia merayakan ulang tahun, dia dido'akan sukses dan panjang umur, diberi hadiah, atau sebaliknya degan megah-megah dia mentraktir kawan atas nama bersyukur atas hidup ini. Atau juga dia disuruh menulis keinginannya, sekedar menjadi pengingat bahwa dia yang ultah punya banyak cita-cita, masih punya impian, dan sanggup menatap masa depan dengan modal siap. Kesanggupannya berskala target! Wow. luar biasa gado-gado lelaku dunia ini. manusia punya segudang keinginan, inilah  'Yang Biasa'.

Agar Adil!

Sukses apa yang disangka-sangka mereka-mereka?, apatah manusia sukses diukur jumlah hartanya?, jumlah anaknya, jumlah temannya, jumlah ilmunya, jumlah kebaikannya....banyak sekali yang bisa dijadikan parameter..sederhananya, aku masih punya peluang mawas diri, untuk tetap menyatakan diri sebagai sosok sukses, tentu dengan ukuran yang kubuat sendiri. ukurlah dirimu sendiri, sukseskanlah dirimu sendiri, bangun saja argumentasi kesuksesannmu. Toh Ujung pertanyaan sesungguhnya seputar Seberapakah Dosa dan Pahala yang kita bukukan. Dengan cara berfikir 'nyamping' begini, kewarasan kita malah berpeluang terjaga, Agar Adil!.

Ajaib

Hanya dengan pertolongan-nya-lah segala urusan lancar. Banyak urusan tuntas oleh orang lain, oleh kejadian lain, oleh hal diluar kita (Oh ya Robb Sahhil Umurona). Sisi naif-nya, jika harapan "pertolongan" ini geser semakin manipulatif. Sampai-sampai gurita pikiran macam ini, sanggup mengilusi kita seolah ada sesuatu yang tak terduga akan rajin menolong kita, selalu hadir menyelesaikan masalah-masalah hidup kita, (Yes! Moment at injury time). Tibalah ini mengakari impressi kita dalam balutan bahasa-bahasa keajaiban. Tetiba, suatu ketika kita mengalami, merasa keajaiban tak selalu hadir dalam waktu-waktu kepepet kita, disinilah awal 'salah' kita dimulai, bahkan memastikan kesimpulan dengan lantang berkata "ternyata, tidak ada Kejaiban di kehidupan ini". nyatanya, aku tidak pernah kejadian menjadi pangeran, aku tak pernah menemukan emas seonggok lalu kaya dalam sekejap, semua ini hanya terjadi di adegan drama kelas dongeng. Hush! bukan begitu ferguss. Itulah keajaiban, semua sepakat bilang keajaiban itu 'ada'. Lalu kenapa kali ini dia tak datang?. Aku ingatkan, Keajaiban itu, manusialah yang menamainya, kamu juga bisa, kamulah sesungguhnya yang menciptakan keajaiban itu. Manusia memang Ajaib.     

Kutiup

Seperti Sangkakala Israfil, Tiupannya adalah komitmen menutup dan memulai keajaiban, penanda hal-hal besar dan luarbiasa. Komitmen yang tercipta berskala Alam. 

Lalu aku, dengan getar bibir dan panas lelah dimataku ini, mencoba menyisir komitmen,  berusaha menutup hal-hal bodoh dan membuka hal-hal cakep. Akhirnya, bolehlah kado kue risalahku kutiup..."Alhamdulillah..Bismillah..." Hu!.



Rabu, 20 Juli 2022

batas judi:nyawa, ghoror sekali


Sebagaimana seluruh ajaran bijak melarang judi, cara judi mempromote diri sebagai pemecah jalan kebuntuan tetaplah laksana angin surga, berandai memberikan secercah harapan keluar dari kebuntuan-kebuntuan. Meski semua mengetahui akhir perjudian adalah kesengsaraan, tapi kata-kata "selayaknya dicoba", "menguji keberuntungan", "perlunya bertaruh dalam hidup", "pemberani adalah bertaruh" serta banyak kata-kata yang menyusup didalamnya, menjadi penarik kuat untuk mencoba, sekedar memainkan sebagai pemanasan, atau iseng. selanjutnya benar2 judi akan menjadi habituasi seseorang, benar2 dihayati dan terus mengejar keberuntungan dengan segenap mengesampingkan Tuhan sebagai penentu Nasib. Kukira benar sekali, Tuhan melarang judi ini karena menuju ending fatal, yakni: menjadi musrik betul. Menyekutukan tuhan dengan terang2an dan coba2 didlmnya benar2 menggeser iman seseorang dengan sistematis menuju musrik sesungguhnya. 

Apa yang terjadi ketika kita sedang berjudi; pertama, harapan instans, mencari penghidupan di judi sebenarnya tahu bahwa kalaupun sementara menghasilkan dan menang, ini adalah bentuk memakan teman, harta orang lain atau siapapun yang ikut putaran mainan tersebut. kedua, menyandarkan nasib pada judi, sesuatu yang nampak "mengadu mekanik" skill pribadi, kepintaran, dlsb, padahal sebaik2 pengatur tetaplah Tuhan, pasti ada sesuatu yang tak dapat kau atur, mengatur, bagaiman mungkin jika kau yang jelas2 mengendalikan hidupmu yang susah payah saja gak bisa, malah kau berdalih inilah skill yang kumiliki sehingga aku sanggup menang, sungguh salah pikir, sesat nalar. Ketiga, hilang kontrol, telat meyadari ini perbuatan fatal dan perbuatan yang salah, tentu, kesadaran ini terjadi di akhir setelah dikau porak poranda menyerang diri-diri kita. penyesalan tampaknya selalu hadir di akhir. tapi jangan kecil hati, sampai disini Tuhan masih punya pintu maaf, segeralah bertobat. memang batas judi adalah nyawa. sebelum mati, bagi para penjudi tiada kata henti sebelum nyawa melayang. tapi jika kau bertaruh dengan nyawamu, sebenarnya apa yang sedang kau usahakan, modal utama, kau habiskan tanpa bisa mendapatkan lagi. sebaliknya, senyampang nyawamu masih melekat, berhentilah, bertobatlah, karena disitu kesempatan terakhirmu masih dibuka, pintu tobat masih terbuka.

Scene Perjudian paling berkelas, diantaranya "las Vegas", "Ponzi", "hilangnya uang king james" dan banyak cerita di tema2 judi lainnya. ada unsur ghoror, pertaruhan. intinya jangan bertaruh dengan harta, bertaruh dengan dunia, apalagi bertaruh untuk badan diri ini. pertaruhan sesungguhnya adalah menjaga keyakinan kita untuk tetap mengakui yang Maha adalah Tuhan, jangan buat tandingan atasnya. bahkan akalpun jangan dipertaruhkan untuk membungkus sukses yang telah tercapai. karena kalau dihitung usahamu, hasil yang tercapai tak lebih karena Rahman Rahim Tuhan, sehingga rahmat ini melingkupi diri-diri ini. bersyukurlah karena terpilih dengan dilingkupi rahmat, perkataan ini sungguh lebih bijak. daripada menghitung usaha dan hasil yang menurut siapapun akan selalu tidak imbang. 

Kadang kali, jika sudah pernah berjudi, pernah bertaruh, sulitlah kita keluar dari lingkaran "setan" ini. saya yakin sabar adalah jawaban pastinya, bersabar untuk menahan diri, bersabar menerima keadaan dan bersabar menanti rahmat Tuhan. Hentikan berharap kepada selain Tuhan. Karena akan merugi jika harapan kita terombang-ambing bolak balik, berharap judi  sebagai jalan, lalu berharap ke Tuhan berharap lagi ke Judi, tiada hentinya. Hentikan, kembalilah ke Tuhan. Yakinkan nalar sehingga hatimu teguh. hanya imanmu yang diminta, dan inilah ujian besar bagi pendosa, menguji kesabaran Kita. Sampai Kapan? Sampai kita yakin itulah yang terbaik untuk Kita.

Minggu, 17 April 2022

Baik Hati

Baik hati itu sifat, sedangkan perbuatan baik adalah pilihan. mari memilih berbuat baik. hehehehe. slm
.

Kamis, 30 Maret 2017

Gerbong

seperti kereta, hidup ini bergerbong-gerbong. gerbong panjang, pendek, sampai tanpa gerbong.
gerbong panjang. hampir pasti aku merasakan sesuatu yang tidak bisa saya rubah keseluruhannya. sesuatu itu begitu mengikat dalam ritme hidupku. aha ini gerbong semu, tak nampak tapi begitu menjadikanku laksana gerbong perjalanan yang tak sanggup aku keluar dari ruang nya. gerbong ini tetap membawaku sampai pada pemberhentian-pemberhentian yang telah diberitahukan kepadaku. gerbong ini begitu biasa, sebab aku tak pernah menanyakan detail gerbong ini, yang kutahu sedang berjalan dan enjoy saja membawaku, berjalan seiring derap putar roda yang menghantarkanku, ke tujuan. tujuan perjananku, yang diberitahukan ke aku, perjalanan yang harus kuikuti. sampah banget. tidaklah. aku tidak melanjutkan cerita ini dengan turun gerbong dan ganti gerbong. ini bukan petualangan yang sedang kukerjakan. ini tidak akan berakhir dengan pergantian-pergantian yang tiada akhir, terus dapat diganti dan diulang-ulang.

Hidup ini menghaparkan banyak pilihan. memilih, dipilih, mungkin juga dipilihkan, bisa juga terpilih. bagi saya kesemuannya menyimpan dampak dan resiko masing-masing. harus kita sadari ataupun tidak usah disadari, konsekwensi pilih-pilih ini menjadikan kita sebagian mengorbankan, dan sebagian mendapatkan. saat saya berkomitmen dengan seseorang, menghilangkan sedikit batas ke"aku"anku, menerima dia. menerima mereka dan akhirnya mempertajam beda dengan yang lainnya.
aku bertanya. sejak kapan aku sangat berbeda dan memiliki identitas yang membedakan dengan mereka. ya, saat aku bersama kamu, berkumpul dengan kalin. menjadikan mereka bukan kita. saat itulah aku adalah kalian, selain mereka, bukan mereka. selanjutnya benar2 aku tidak diterima mereka, aku menjadi musuh mereka juga, akhirnya. bermusuhan karena ikatan kita.
baiklah jika aku berjalan sendiri, apakah aku tidak mampu, tidak bisa menyusuri kehidupan ini, huh mungkin juga jalanku akan sempit dan licin, tapi peluangku hilang setengan saat berjalan denganmu.
apa sih dengan kalian aku coba berfikir lagi.

ah begini saja!
bahwa gerbong akan sangat membantu itu hanya ilusi. ya kresi otak yang seakan-akan saja. tidak pernah terjadi fix. hanya menjadi kebanggaan saat mencurahkan pada orang lain. seolah-olah penting. tidak tidak begini.

coba aku tulis ulang.
aku lebih suka "jangan percaya gerbong". karena gerbong hanya maju kepalanya duluan, banyak yang berhenti kehabisan bahan bakar. umur manusia hanya 20 tahun menahkodai gerbong. selebihnya sisa-sisa sampai berhenti pasti.

ah pusing menulis gerbong ini....




Jumat, 29 April 2016

semua jualan

Konteknya adalah, semua pengguna layanan internet hp, berpotensi untuk melakukan transaksi on-line. Baik menjualkan barang produksi sendiri, menawarkan jasa, maupun menawarkan barang milik pihak lain. "Keren" nya tidak ada lagi sebutan makelar, perantara, tapi disebut antara penjual dan pembeli. Siapapun pelakunya itu adalah dalam hubungan penguasa barang.
Karena potensi ini melekat pada semua pemilik hp-internet cenderung punya keingunan mencari untung dari dengan berjualan di internet. Kalau perlu semua menjadi bercita-cita bekerja, menghasilkan duit, hanya dengan pencat-pencet tombol hp. E-comerce, e-banking, dan e-money. Lengkap sudah untuk menciptakan harapan bisa untung dengan jualan apapun. Pokok bertransaksi nantinya dan laba.
Bersamaan dengan menuju titik jenuhnya para peserta sosmed. Dengan model bermasyarakat masyarakat sosmed. Ada keengganan untuk "pamer diri" yang percuma seperti yang sudah-sudah. Ternyata tidak sekedar cantik-cantikan, baik-baikan. Lebih kepada upload apa yang bisa menghasilkan. Singkatnya selfie tingkat lanjut kini berupa foto diri dengan menawarkan produk yang kita pakai, kita menjadi sales barang2 yang kita pakai. Heheehe...
Kalaupun kita punya penyakit konsumerisme tingkat akut. Perilakunya menjadi: membeli semua barang yang di lihat, cocok mari berlangganan, dan kita menanyakan peluang untuk ikut2 menjadi reseller, mendapat untung dari yang kita senangi/ mungkin hobi ya, menghasilkan uang ya.
Suatu ketika, saat sudah tercapai kejenuhan pasar keseluruhan. Siapa ya yang akan jadi pembeli, kalau semuanya Jualan.!!...

Senin, 11 April 2016

Tak cukup

Apa ya cukup mengabadikan semua hal yang kita lakukan....semakin hari semakin banyak hal yang ingin kuabadikan...ingin aku bisa merasakan ulang saat moment-nya tlah terlewat..aku yakin kita akan kehabisan waktu hanya untuk menyusun langkah yang telah kita lakukan agar menjadi monumen yang layak ditampilkan.lebih dari itu aku mempercayai Tuhan lebih dari dari cukup untuk memerintah makhluknya untuk hanya merekam seluruh perbuatan kita.

Sabtu, 02 April 2016

Sehat

Bukan perkara siapa atau apa yang benar...tapi pola pola fisik, memberlakukan badan, memberlakukan pola makan, barang yang dimakan, percaya lah barang mahal bukan jaminan kesehatan...kepandaian mengurus dan meramu makanan menjadi inti pembahasan saya;
==standart==
kayaknya setiap bahasan harus dimulai dengan standarisasinya. standart pola sehat adalah makan empat sehat lima sempurna,  yaitu terdiri dari karbohidrat, lauk, sayur, buah dan susu. saya merasa ini rumusan yang tak terbantahkan sampai jaman ini.
==perlakuan==
pola hidup sehat dengan pola sehat, makan cukup, istirahat cukup, bersihkan badan dengan rutin, dan jangan lupa, hindari hal-hal yang menyebabkan rentannya badan dan kesehatan kita, semisal begadang berlebih, mengkonsumsi makanan berlemah terlalu tinggi, beralkohol terlalu tinggi, dan seterusnnya.
==kebutuhan fisik==
berdasarkan para ahli netter kebutuhan fisik kita perhari adalah sesuai kebutuhan masing-masing dan sesuai rizki-takdir masing-masing wkwkwkwkwkwkwkwk.........memang begitu coy, ane lama-lama muak dengan istilah diet kalori, sekian persen dibutuhkan dst..dst....sudahlah cari aja makanan dan minuman yang halal, sudah pasti akan sehat sampai ke otak.kalaupun mati karena makanan itu semoga khusnul khotimah.....pasti...insya allah....

udah gue bilangin kalau kebutuhan asupan makanan fisik sebenarnya tidak banyak dan tak usah dihitang-hitung. Nabi ku mengatakan makanlah kalau sudah lapar, berhentilah sebelum kenyang. inilah ajaran yang paling berharga sampai sekarang, mudah dihafal dan tak banyak yang mau melakukan hehehehe.....okey lanjut...saya sangat respek dengan pola makan sehat seperti hanya makan kentang, hanya makan apel, dan terbukti pelakunya memiliki badan yang bugar dan berseri. kayaknya patut ditiru sebagai usaha. kecuali kita memang mewarisi ilmu panjang umur atau bahkan menguasai ilmu pengendali ajal....malah serem kan....semakin khayal juga....
terus....dengan berusaha makan-makanan yang bebas pestisida, bebas penyakit dan kadar yang cukup kita berharap tubuh kita senantiasa bugar, sehat, vitalitas terus tinggi, mampu memperlambat penuaan, dan so pasti juga umur panjang....ini yang paling sulit digagas. karena kita terlanjur percaya dan jelas umur tiada yang tahu. umur tidak bisa dibuat. iya juga, bayangkan kalau umur panjang dan sakit2an terus, sungguh menyiksa kan....tetapi kita ingin memiliki umur yang bermanfaat berguna, umur yang memberi makna, seperti belajar bermakna....hehehehehe....oh tuhan aku sebenarnya sedang mabuk ang tidak pasti, berpikir dengan yang bukan berpikir, dan akhirny inilah tulisan itu tentang AYO..SEHAT!

Senin, 28 Maret 2016

Setiap saat

Konsepnya opo...kok setiap saat...o iya seperti yang sering di gunakan sebagai ilustrasi paling masuk akal...bahwa karrna berdasarkan beredarnya matahari, dan padatnya jumlah manusia sekarang, para muslim,. Berarti pasti setiap saat ada orang yang sedang menghadap ke Ka'bah...sedang melakukan ritual...
Aku berpikir hal2 manusiawi lainnya...tidak hanya tentang ubudiyah berarti juga sangat mungkin sedang dilakukan bersamaan...meludah, bercinta dan orgasme, marah, datangnya senang, datangnya sakit....oh Tuhan betapa tangis dan jeritan terus terdengar setiap saat.



Terlalu cinta

Kata ini sangat jelas kudengar saat usiaku 25 tahun. Saat kami kalah dalam pertarungan perebutan pimpinan organisasi kemahasiswaan...ah sungguh menghabiskan pikiran dan tenagaku...kekalahan saat itu seolah menjadi akhir semua perjalanan dan perjuangan ku saat itu...ditambah pupusnya suport dari senior senior kami untuk tak terlalu larut fokus dalam ketidakpastian dan kekalahan yang kami alami. Tepatnya dia membela diri dan mencoba menenangkan ku dengan ucapan sakti itu...
"Sekarang entahlah, kenapa aku tidak bisa, aku ya senang, tapi tak terlalu cinta..." kata-kata terakhirnya terdengar sumbang menurutku. Bagaimana tidak...dia dulu yang mengajakku untuk menjadi kader militan,...dia dulu yang memamerkan kepadaku persembahannya sebagai kader inti penjaga organisasi..dan aku belum lupa bangganya dia dulu saat mengucap "organisasi ini kalau tidak ada kami (aku) sudah pasti ambruk, bubar".  Ini menegaskan betapa ia mencintai organisasi kami, dan betapa ia dengan sukarela mengabdikan dirinya dan tumbuh eksis bersama ideologi yang diyakininya. Dan sekarang kau mengajak ku untuk melupakannya, kau mengajak untuk mengurangi rasa cinta itu. Bahkan kau mencoba meniadakan kenangan indah yang penuh kesengsaraan dan memang basa-basi itu kepadaku. Kadermu yang bingung mau berbuat apa. Belum cukup mengerti untuk melihat dunia lain karena sibuk kau ajari ini kebenaran tunggal sepenuhnya, tempat satu2nya untuk kebesaran kita nanti. Iming2 kejayaan yang masih dalam wacana dan cerita2 yang akan kita buat nanti.
.hahahaha....bagaimana mungkin aku telah membuang seluruh kelelahanku. Aku telah habis 8 semester dikampus ini, dan belum ada niatan mengakhiri studiku ini, karena aku salah menduga di kegiatanmu aku akan bisa menjadi orang hebat....hahahahaha...aku telah menjadi bingung bagaimana mencari lagi jalanku yang telah lama ku tinggalkan...suasana kampungku yang coba kubuang demi pemikiran baru, cara baru, perubahan yang kudongengkan dalam pikiran kacauku....hahahaha....aku telah salah...salah menerima baiatmu yang ternyata kau juga ragu atas baiatmu...terhadap dirimu, tujuan dan cita2 mu....sama2 mencari dan cenderung palsu. Slm

Sabtu, 26 Maret 2016

Harlah garda bangsa

Mengutip mabda' siyasi PKB, bahwa salah satu tujuan berdirinya partai politik adalah untuk keperluan distribusi agregasi kekuasaan. Dalam agregasi kekuasan. Pasti sangat keras, untuk inilah perlu garda bangsa. Tercatat dalam sejarah pertama kali yang berhadapan dengan FPI ya Garda ini, dimulai dari atas respon pernyataan Gus Dur, kemudian di tengahi oleh PBNU. Salut untuk PKB, pada masa ini merupakan bagian dari pemerintah tapi tetap jelas dalam visinya. saya setuju dengan Jargon "Holopis kontol baris, menangkan rakyat dalam persaingan global". Tak penting posisi PKB sebagai bagian pemerintah sekarang. Tapi PKB tetap penting berurusan dengan rakyat.yang dalam kontek MEA ini, berkomitmen memenangkan rakyat. Partai mana yang dalam masa ini masih lantang berkomitmen dengan rakyat.."MENANGKAN RAKYAT DALAM PERSAINGAN GLOBAL".sekali lgi saya bangga dengan PKB yang membumi. Selanjutnya sebagai bagian kekuatan dalam perang ideologi, sekaranglah zaman yang didengungkan sebagai perang asimetris, perang tanpa sudut, tidak jelas siapa kawan dan siapa lawan. Hanya kekuatan ideologi yang memandu kita.Garda bangsa sebagai underbow partai yang satu2nya didirikan melalui muktamar NU dan sekarang digawangi oleh orang2 pergerakan semoga mampu menjadi pemandu kekuatan ideologi aswaja dalam persaingan ideologi pasar dominan. Terakhir mungkin di Tulungagung juga di Indonesia...perubahan dan pengawalan demokrasi NKRI salah satunya akan di gantungkan dengan keberadaan Garda bangsa. Selamat Harlah Garda Bangsa.....

Senin, 04 Januari 2016

2016: Ilmu dan Amal

Saya awali dengan tebak-tebakan ya.., tebak-tebakan gampang seperti pada umum-nya. dahulu mana?apakah ilmu dahulu baru amal, atau amal dahulu baru ilmu?.
pertama, menurut hadis tarbawi..ya harus ilmu dahulu, baru amal..karena melakukan sesuatu haruslah punya ilmunya, ini adalah pernyataan dan pengalaman paling selamat...kita ambil contoh dari hikayat adam dan hawa. kesalahan keduanya yang telah makan buah khuldi, dihukumi sebagai perbuatan yang dilakukan tanpa dilandasi ilmu. akibatnya terjadi hukuman pengusiran, hukuman atas kesalahan ketidak tahu-an. maka tepatlah jika melakukan sesuatu itu haruslah dengan pengertian ilmunya terlebih dahulu.
kedua, sebaliknya, banyaknya ajaran, banyaknya ajakan yang menggunakan model-metode tauladan. apakah semua ini menerapkan ilmu dulu...saya lebih yakin perbuatan dahulu daripada ilmu...baru penjelasan dan pembetulan yang dilakukan oleh sang guru, ini yang merupakan ilmu....e.e.e.eh...kok agak buram antara ilmu dan kebenaran....tidak! pokoknya perbuatan di paragrap dua ini akan menginspirasi ilmu bukan ilmu yang menjelaskan perbuatan
ketiga, akan saya bahas dan cari dari para filosof.....slm

Selasa, 24 Februari 2015

Alia Bhatt dan Film Hindia


Film Hindia sudah mengalami pasang surut rating di media Indonesia. kisaran 1995-an, tahun 2005, dan sekarang tahun 2015. mungkin setiap 5 tahun produksi bollywood selalu mengalami masa puncak. dengan siklus 5 tahunan, untuk pemirsa Indonesia. Kembali kejudul-fokus kita saat ini. Alia Bhatt, Huh…cantik sudah tentu, tapi menurut saya bintang muda insan perfileman lingkar bollywood ini  telah membuktikan produktifitas karyanya lewat movie yang terus rilis mulai tahun 1999 sampai sekarang. Saya mencatat 4 film yang telah mengangkat namanya sejajar dengan aktris bollywood papan atas. Disinilah pergeseran cara pandang produser terjadi, saat Alia belum tenar, dan dipasang sebagai aktris utama, ternyata mampu mengangkat film yang dia lakoni. Munculah bintang baru yang menggeser paham kesuksesan film india sangat banyak ditentukan oleh ketenaran pemainnya. Judul Movie itu antara lain; Student of the year, Highway, 2 State, dan Humty sharma Ki Dulhania. Dara kelahiran Mumbai 15 maret 1993 ini menurut saya mampu menyentuh penikmat film dengan totalitas main-perannya.  Setelah menonton filmnya perasaan memikir dan terbayang ulang tentang alur cerita, selalu saya dapati di filmnya. Puncaknya saat menonton Highway, suguhan alur cerita yang sederhana dan realistik telah menyadarkan saya, model cerita romantic-drama yang mengena pada penonton. Dan film drama dalam produksinya saya membayangkan lebih efisien propertynya dibanding film action. Sebagai imbangan tetap saja film-film india banyak model kolosal saat sesi bernyanyi...dan di film Highway ini tidak terjadi. Salut untuk Alia Bhatt. Aku merindukan karyamu di 2015 ini. Tulisan ini wujud dari telusuran situasi film dan drama dari India menjadi favorit lagi di Indonesia, setelah sekian tahun tidak laku, dan terbukalah kran buntu itu, bebarengan diputarnya serial Mahabarata, Jodha Akbar dan, King Sulaiman, dll di televisi Indonesia menuai rating tinggi. Hindiholic effect awalnya, lalu ketemulah si Alia Bhatt sebagai sosok yang patut diapresiasi karyanya. Indonesia sendiri, semoga segera mengadaptasi situasi ini untuk menggeliatkan insan perfilman Kita.slm

Senin, 23 Februari 2015

Menuju sekolah indera

Resume pendidikan:
Pendidikan mengandaikan outputnya menjadi individu yang mumpuni dalam pengetahuan maupun ketrampilan. Nah dalam proses pembelajaran ini kemudian disuguhkan berbagai informasi pengetahuan dan ketrampilan maupun teori memecahkan persoalan pada umumnya, untuk bekal mengarungi perjalanan selanjutnya, perjalanan hidup bersama manusia lainnya, terjun di masyarakat.
Kritik pendidikan bisa dirunut mulai dari sajian kurikulum, metode yang digunakan, analisis output yang diserap pasar. Yang secara umum ‘digeneralisasi’ kegagalan dunia pendidikan kita disebabkan oleh sistem pendidikan kita yang tidak mampu menghasilkan output siap kerja ataupun sesuai dengan standart pasar, lulusan akhirnya bekerja dengan “diluar skill” yang didapat dibangku sekolah. Inipun juga bukan semata kesalahan lembaga pendidikan jika kasusnya “yang bekerja dengan tidak sesuai ijazahnya” memiliki pilihan sendiri terjun kerja pada peluang yang ada, berbeda dengan yang diajarkan dibangku pendidikan. Tetapi intinya kembali kita menyatakan sistem pendidikan kita tertuduh tidak mampu mengantarkan lulusan sesuai kebutuhan hidup dikemudian harinya.
Menggagas yang baru:
Perihal metode pendidikan dan “epistemic authority” serta struktur pengetahuan, jika dipermasalahkan, toh kita diberi kebesasan memilih, bahkan boleh menyediakan diri jika mampu menggagas yang diprediksi paling bagus untuk memproses peserta didik sesuai dengan target ‘keluaran’. Munculnya sekolah berafiliasi “luar negeri”, model sekolah alam, konsep fullday scholl, dan sederet konsep sistem yang diunggulkan, tetaplah memiliki kelebihan dan kekurangan. Akhirnya kejelian orang tua sebagai pengarah anak menjadi penting, sebagai penentu dalam maksimalisasi pengembangan potensi anaknya masing-masing. Biaya tentu menjadi resiko tanggungan bagi yang pilih-pilih ini, yang ingin puas dengan model pendidikan atas output yang dijanjikan setiap “model khusus” lembaga pendidikan ini.
Pemerintah lalu apa pentingnya? Iya ini amanah undang-undang, prinsipnya tentang kewajiban pendidikan adalah tanggungan negara.  Kemampuan keuangan negara dan kepentingan standarisasi-lah yang menjadikan negara menerapkan sistem pendidikan yang ditetapkan paling maksimal untuk diterapkan. Memenuhi fungsinya sebagai pengaturan kebijakan umum dan penjaga ‘kesatuan bangsa’ lewat pendidikan. Kebijakan pendidikan lokal? Sudah diatur dan belum ada yang berani melakukan rombakan besar2an, dilihat dari komitmen para jumlah kepala daerah yang mau mati-mati an memajukan lembaga pendidikan meskipun bersifat “kedaerahan”. Belum muncul “percontohan” yang dimunculkan atas inisiasi dan dukungan penuh yang berlingkup “kekhasan daerah”.
Kasuistik yang mengagumkan:
Jangankan saya, yakin, semua penggiat pendidikan yang resah juga belum punya rumus jitu menggerakkan dunia pendidikan kita (hehehe…asal klaim aja nih). Lepas dari rentetan masalah yang seolah-olah kita jeli mempermalahkan ini, tapi kita tengok sebntar, bahwa berkali-kali kita dibuat tercengang dengan prestasi yang diraih anak-anak “didik” kita. Mulai juara olimpiade level antar negara, penemuan-penemuan istimewa lewat lomba “biasa”, sampai banyaknya manusia indonesia ‘terdidik’ yang enggan pulang ke tanah “ibu pertiwi” karena lebih dihargai “ilmunya” di negara lain. Di paragrap ini tak usah dibahas apakah itu hasil “didikan” normal atau “perlakuan khusus” yang di“treatment”kan. Yang jelas daripada banyak omong, banyak sudah individu atau kelompok penggiat pendidikan yang sedemikian rela berjuang ke pelosok-pelosok demi menghantarkan hak pendidikan ini, demi mengamalkan ilmu mereka dengan atau tanpa campur tangan pemerintah. Jangan sampai kritik kita muncul sekedar menodai perjuangan, pengabdian, dan pengorbanan mereka yang jelas-jelas “tanpa pamrih”.
Secuil yang belum digarap, perenungan peluang dan mencari model pendidikannya:
Maksimalisasi potensi peserta didik, diterawang melalui kacamata ‘bloom’ atupun ‘gardner’, taksonomi yang “digarap” sudahlah sangat lengkap. Aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (:bloom). Kecerdasan linguistic, matematis-logis, kinestetik, visual-spasial, musik, interpersonal, intrapersonal, naturalis(-religious:bagi yang bernaung pada agama tertentu) mengadaptasi dari teori Howard gardner, sudah cukup membuntal-simpulkan teori mendidik kita. Sekarang coba kita tengok sebentar sebagai fakta-pengalaman ini. Bahwa para tester kopi, tester teh. Bahwa para ‘pencium’ digudang tembakau, pencium aroma campuran minyak wangi. Bahwa digunakannya orang yang berpengalaman control mesin pabrik, yang men-chek kerusakan dengan mendengarkan suara mesinnya, dengan ketajaman telinga, pembuka brankas dengan ketajaman suara ‘klik’ kunci melalui pendengarannya. Bahwa ‘tukang angok’ yang berdiri paling depan yang menentukan arah perahu nelayan dalam mendapat tangkapan ikan. Dan sangat mungkin banyak ‘keahlian’ khusus dimasyarakat kita, yang belum mampu kita ‘potret’ sebagai salah satu misi dan model pendidikan kita, bahkan sebagai andalan dalam penyiapan dan pengembangan SDM anak-anak kita. Meskipun nyata mereka dibayar paling mahal dipekerjaan yang mereka tekuni, mereka sangat dibutuhkan, dan teorinya sederhana, optimalisasi indera menjadi tenaga ‘ahli’. Sayapun berusaha menemukan konsep ‘matang’ pendidikan model untuk ini. Menarik dan sederhana, Semoga!.

Labels

Asal (23) Perbuatan (22) Sikap (22) Suasana (18) Pertanyaan (15) Dream (10) Perjalanan (10) Tinggal Menerima (6) Main-main (4)