Tampilkan postingan dengan label Pertanyaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pertanyaan. Tampilkan semua postingan

Senin, 24 Oktober 2022

Akulah Tanda


Aku lupa rencana tulisanku, tidak, ini tidak sama saat Sang Isa mereka salahtafsirkan sebagai firman tuhan-lalu menjadi Iya. Sama sekali tak sejauh ini, dan tidak seduplikasi ini.

Tanda-tanda yang difirman Tuhan adalah nyata, apa adanya, begitulah yang terjadi, menjadi rumus pasti. sama juga perumpamaan dlm firman Tuhan, begitulah yang terjadi, begitulah gambarannya. Bukan jika terjadi akan bgitu, bukan seandainya bgitu akan bgini. Tak ada syarat "Jika dan sendainya" seperti di khazanah dunia kita untuk "menjadi".

Semenjak mencari banyaknya tanda-tanda lalu kukumpulkan, kemudian kuhafalkan, semua telah hilang, atau malah tidak ada pada pikiranku, tidak nempel pada diriku, aku berfikir ulang...apakah tanda-tanda itu sama sekali tidak menghampiriku?, tidak pula muncul menyatu di perjalananku?. lalu terbersitlah sebuah kata di benakku. karena akulah tanda itu. ya akulah begitu yang terjadi. gambarku lah Tanda.

Jreng...jreng...Makhluq adalah ayat Kauniyah. jadi jikalau sulit bagimu menerima kauniyah disebut golongan ayat, maka susah bagimu memahami makna "tanda" yang melekat pada ciptaan: makhluq.

Betapa Qouliah yang tekstualis, sebenarnya adalah enskripsi kunci, laksana bahan dan mesin enigma, ialah sekaligus pemecah sandi yang sering diturunkan derajadnya menjadi mantra, terimalah yang pasti-pasti aja, jika kita sama sekali sedang bodoh, toh bacaan itu kita andalkan sebagai kebaikan membacanya, menenangkan diri kita yang gak bisa mengarang kata-kata pemuas hati, apalagi seindah ayat suci.

Seterang ayat, yang memiliki kejelasan ta'wil, kejelasan makna, memiliki sisi putusan, hukum disebutlah golongan Muhkamat. Apakah diri ini sudah mencapai ke"terang"an ini. jika hanya menyerupai, baiklah ini masih memiliki pengertian, yang beraneka model sekaligus sekedar "meraba-raba". Tapi sisi baiknya. Masihlah banyak rahasia yang belum terungkap karena di lihat sebagai tanda-tanda dalam kelompok Mutasyabihat. Namun, berbahagialah yang sedikit diberi kejelasan atas Rahasia yang tak terbatas itu. Karena kamu yang mendapat kunci dalam tak terbatas itu, memang Istimewa. 



Senin, 12 September 2022

HANYA SEMUANYA


 Mimpi adalah mimpi, cita-cita adalah cita-cita, sekarang adalah sekarang. 

Mimpi hanyalah mimpi, cita-cita hanyalah cita-cita, saat ini hanyalah Saat Ini. 

Oya.. besok mudah-mudahan masih ada, buat ku, buat kita. 

Kesannya memang berat, gak ada mimpi yang smpai ya...gak ada cita-cita yang tercapai ya...atau mimpimu terlalu tinggi. 

Sejak awal memang keduanya terpisah. 

Mimpi dan cita-cita itu dua hal yang berbeda, sekarang dan cita-cita juga dua hal yang berbeda. 

 yang mengasosiasikan tetapkah kita!. 

Aku yang mengasosiasikan antara cita-cita dan mimpi, dan menghubungkan dengan sekarang. 

Aku asosiatif hikhik.....

makanya aku percaya takdir, 

kehendak tuhan ada, hadir, sak karepe, karena semua hal sebenarnya tak punya hubungan apa-apa, 

 aku yang menghubungkan, 

Tuhan yang menjadikan semua terhubung dengan, 

meskipun berjarak, meskipun ruang waktu, meskipun menakjubkan, meski mengerikan, 

Ini hadir, menghubungkan, sebagai entitas penghubung. 

Inilah hanya ini, hanyalah ini. 

 "Hanya" Semuanya

Kamis, 01 September 2022

Kutiup dari Esok

Esok

Aku akan telah berusia 40 tahun, usia keramat dalam info perlombaan dunia ini. Beberapa meyakini 40 adalah chek-point kesuksesan anak manusia, bisa diukur, bisa dilihat kiprahnya, sepanjang hidup ini. Sampai pada kesimpulan puncaknya, bahwa jika kesuksesan tidak nampak di tahun ke 40 kehidupan, keseluruhan raport hidup bisa ditimbang-kirakan, yakni: sebegitulah puncak hidup You. jika sukses, sukseslah ia, jika biasa, maka kehidupan biasalah yang didapatinya. Masih ada Esok.

Antitesis

sebelum di sosmed ada konten "menikah setelah atau sebelum usia 40, sama baiknya, kaya diusia 40 atau setelahnya, tetaplah ia lah kaya...dst..." . Bapak ku juga dengan damai bercerita, temannya, orang-orang yang dia kenal selama hidup, ada beberapa yang kaya diusia senjanya, ada yang sukses di masa tua nya, ada yang menikah dan mendapat jodoh di akhir ujung bareng fisiknya menua. inilah dunia, semua ada saja yang terjadi. Serba Mungkin, dan jangan asal patok. Kenapa? Agar kita dijauhkan dari perilaku majas perbandingan yang sekaligus pecinta Antonim. Persona Antitesis. 

Idealitas

aku sering membayangkan jika itba' Kanjeng Nabi, saat usia kecil sudah dibelah dadanya menjadi jiwa yang suci, keseluruhan terjaga dari salah, makanya tidak ada sempat muncul jenis-jenis jiwa kecil: macam sombong manusia malah sebab potensi kepemimpinanya di alam ini. Masuk usia 12 tahun. Nabi sudah berdagang sampai Syam, melakukan kegiatan antar negeri, ekpor-impor. Seandainya diusia segitu, aku telah lulus pelajaran praktik ekspor impor, betapa luas dan mantap target pembelajaranku. Di usia 35, beliau mendapat gelar rimba khalayak sebagai Al-Amin, Yang Terpercaya, yang memiliki integritas terakui-teruji sebagai sosok pemecah masalah, memerani Diplomat ulung antar klan, pemuda dengan aura-citra: Trusted. Dan diusia 40 beliau menerima wahyu, sebagai Rosul. terakhir, inilah pertanyaan kunci untukku saat ini, apa risalahku saat mencapai 40 tahun? sebagai apa aku ini, berkarya apa aku selama ini, dikenal sebagai apakah aku ini? Aku dan Idealitas.

Yang Biasa

saat-saat manusia merayakan ulang tahun, dia dido'akan sukses dan panjang umur, diberi hadiah, atau sebaliknya degan megah-megah dia mentraktir kawan atas nama bersyukur atas hidup ini. Atau juga dia disuruh menulis keinginannya, sekedar menjadi pengingat bahwa dia yang ultah punya banyak cita-cita, masih punya impian, dan sanggup menatap masa depan dengan modal siap. Kesanggupannya berskala target! Wow. luar biasa gado-gado lelaku dunia ini. manusia punya segudang keinginan, inilah  'Yang Biasa'.

Agar Adil!

Sukses apa yang disangka-sangka mereka-mereka?, apatah manusia sukses diukur jumlah hartanya?, jumlah anaknya, jumlah temannya, jumlah ilmunya, jumlah kebaikannya....banyak sekali yang bisa dijadikan parameter..sederhananya, aku masih punya peluang mawas diri, untuk tetap menyatakan diri sebagai sosok sukses, tentu dengan ukuran yang kubuat sendiri. ukurlah dirimu sendiri, sukseskanlah dirimu sendiri, bangun saja argumentasi kesuksesannmu. Toh Ujung pertanyaan sesungguhnya seputar Seberapakah Dosa dan Pahala yang kita bukukan. Dengan cara berfikir 'nyamping' begini, kewarasan kita malah berpeluang terjaga, Agar Adil!.

Ajaib

Hanya dengan pertolongan-nya-lah segala urusan lancar. Banyak urusan tuntas oleh orang lain, oleh kejadian lain, oleh hal diluar kita (Oh ya Robb Sahhil Umurona). Sisi naif-nya, jika harapan "pertolongan" ini geser semakin manipulatif. Sampai-sampai gurita pikiran macam ini, sanggup mengilusi kita seolah ada sesuatu yang tak terduga akan rajin menolong kita, selalu hadir menyelesaikan masalah-masalah hidup kita, (Yes! Moment at injury time). Tibalah ini mengakari impressi kita dalam balutan bahasa-bahasa keajaiban. Tetiba, suatu ketika kita mengalami, merasa keajaiban tak selalu hadir dalam waktu-waktu kepepet kita, disinilah awal 'salah' kita dimulai, bahkan memastikan kesimpulan dengan lantang berkata "ternyata, tidak ada Kejaiban di kehidupan ini". nyatanya, aku tidak pernah kejadian menjadi pangeran, aku tak pernah menemukan emas seonggok lalu kaya dalam sekejap, semua ini hanya terjadi di adegan drama kelas dongeng. Hush! bukan begitu ferguss. Itulah keajaiban, semua sepakat bilang keajaiban itu 'ada'. Lalu kenapa kali ini dia tak datang?. Aku ingatkan, Keajaiban itu, manusialah yang menamainya, kamu juga bisa, kamulah sesungguhnya yang menciptakan keajaiban itu. Manusia memang Ajaib.     

Kutiup

Seperti Sangkakala Israfil, Tiupannya adalah komitmen menutup dan memulai keajaiban, penanda hal-hal besar dan luarbiasa. Komitmen yang tercipta berskala Alam. 

Lalu aku, dengan getar bibir dan panas lelah dimataku ini, mencoba menyisir komitmen,  berusaha menutup hal-hal bodoh dan membuka hal-hal cakep. Akhirnya, bolehlah kado kue risalahku kutiup..."Alhamdulillah..Bismillah..." Hu!.



Rabu, 14 Februari 2018

masa depan


berforum-forum warung kopi yang telah kuikuti akhirnya tadi malam menghasilkan perbincangan yang paling serius. kami berhasil membahas masa depan. ya masa depan yang kami bahas. kita sama sekali tidak membahas masa lalu. kami tidak guyonan tentang masa sekolah, masa remaja, atau minggu kemarin. full malam tadi kita membahas sepuluh tahun mendatang. bukan besok, sebab kalau membahas esok hari, terlalu mepet. pasti tidak bisa ketemu detail. kita kan penganut hobi bicara sedikit kerja. jika membahas besok, mohon maaf, pasti kita kesulitan.

pokok bahasan yang kami bincang sebenarnya tidak memiliki dasar teori yang kuat. hanya melandaskan semua pada hebohnya teori frekwensi, konsep keabadian, tafsir agama future, lalu sedikit tentang semangat dan gerakan-gerakan perlawanan, dan bumbu yang paling ampuh adalah pengakuan kami atas perkasanya bang rossil, dan kang remason. heg heg heg.

okey kita mulai. tesis yang kami angkat sebagai pertanyaan mendasar malam tadi adalah bagaimana kehidupan pada kondisi masyarakat yang menjalankan transaksi non-tunai. ingat proyek menuju masyarakat non-tunai sudah dicanangkan pemrintah lho. artinya sah kalau kita siap-siap perilaku non-tunai menjadi kenyataan. penetrasi kebijakan ini sudah dimulai dengan penggunaan e-toll.

hubungannya? ya iyalah. kalau kita mau aktivitas portasi kita lancar. kita disediakan akses toll, yang menjanjikan kelancaran. pekerjaan pengadaan jalan tol, seluruhnya sedang dikebut. namanya toll, pasti berbayar. tau kan cara bayar di toll. betul, pake kartu e-money. bisa e-toll-card, ataupun kartu2 e-money produk bank. nah, disinilah letak penetrasinya. jika tak mau pake macam uang digital begini, kita sudah tidak bisa lagi pake akses jalan toll sudara. pelan dan pasti orang akan mencukupi diri dengan memiliki e- money untuk kelancaran kegiatan harian. ketertarikan dan ketergantungan e-money pada 5-10 tahun kedepan semakin nyata sudah.

perkiraaan dramastis berikutnya, terjadi pengurangan besar2an tenaga manusia di lembaga keuangan yang semakin digantikan macam AI dan aplikasi, layanan on-line berbasis data. sekolah atau lembaga yang terjun dibidang ini, pencetak tenaga profesional di perbankan siap-siap tutup aja gih. soalnya jelas, kedepan tidak butuh banyak orang pekerja perbankan. semua serba dicukupkan aplikasi dan AI.

data base kependudukan? kata siapa gerak ditempat, banyak kasus korupsinya saja. jangan saja-nya aja yang disimak. kalau kita pernah kehilangan KTP pasti akan mengalami verifikasi data model begini; setelah KTP terbit ulang kita akan disuruh finger scan, nah jika indikator kemiripan dan kevalidan muncul dilayar petugas, yakin deh, bahwa kita manusianya, gak akan dilanjut ferivikasi lanjutan. masih juga kita akan diambil foto terbaru. terjadilah pembaharuan data foto kita. base data sudah teruji kalau ktp kita sudah memiliki 12 >> indikator keberadaan kita sebagai makhluk. mulai foto retina, sidik jari, ttd, no induk dst.

tetangga kita, republik china sudah menerapkan pembayaran ngopi di warung pake hp-scan-barcode. uang digital sudah berlaku. gak usah berfikir cara memindah konvensional ke digital sulit, serahkan ahlinya.

sudahlah kedepan kita akan seperti robot yang kesemuanya akan didesign sesuai kebutuhan. ringan sih untuk ukuran kita harus bekerja untuk hidup. masa depan menjanjikan kemakmuran minimal tercipta. menjadi manusia abadi, rindu kematian.

Selasa, 03 Mei 2016

Pertama

Menjadi pertama sungguh kenikmatan yang tak terlukiskan, menjelma dari kebanggaan tak berkesudahan sebab kepertamaannya. Coba kita simak bareng. Betapa bangganya anak-anak menjadi cinta pertama anak-anak yang lainnya. Okey kalau sulit membayangkan apa saja yang pertama, maksud ku sama...iya bahwa didunia ini banyak yang berulang2...bukan pekerjaan atau prestasi yang sama sekali baru, bukan pelaku pertama. Tetapi capaian yang ditorehkan pasti kita berlomba mencapai peningkatan, dan inilah terbuka yang pertama-yang pertama tak terbatas jumlahnya. Contohnya Betapa bangga para pemecah rekor di angka capaiannya, karena ia yang pertama mencapainya.

Senin, 02 Mei 2016

turi putih


Aku tidak tahu persis apa makna yang dimaksud oleh syair turi putih, syair yang konon dicetuskan oleh sunan drajad, salah satu wali 9 ditanah jawa. Saat ini lagi ngetren dilagukan baik di pengajian-pengajian, sholawatan, bahkan di vcd-vcd religi tradisi jawa. Penampakan klip video tembang turi putih, sangat didominasi dengan perlambangan bungkusan mayat putih yang dimasukkan ke liang lahat. Jadi secara umum menampilkan makna "sanepan" tentang keberadaan manusia saat sudah mati dibungkus kafan, dimasukkan liang lahat menjadi pembelajaran penting dalam kehidupan manusia. Berikut lirik turi putih:
   Turi-turi putih,
   ditandur nang kebon agung,
   cumleret tibo nyemplung,
   mbok kiro kembange opo.
Pembelajarannya berupa apa? Say tidak menangkap persis mungkin seperti ketepatan yang diharapkan, tapi saya menduga. Seperti pembelajaran ala jawa lainnya, yang saya kenal selalu lama, butuh telaten saat pingin mengetahui sesuatu, sabar, tidak grusa-grusu. Disini juga begitu, para pencari maksud malah ditanya kembali tentang yang dimaui. Yang kamu cari apa?. Yang di tanyakan para penanya itu apa?. Di tembang ini ditulis, mbok kiro kembange opo. Turi putih apa? Kamu mengira apa?..tentu jawabannya akan berbeda pada tiap orang sesuai dengan isi dan pengalaman otak masing2. Ditambah hidayah atau taufiq apa yang sedang menempel di dirinya hikhikhik....aku jadi sangat heran dengan tulisanku ini seakan mebegaskan pengalamanku selama bergaul dengan manusia2 jawa, yang menurutku punya cangkokan teologis yang rapat dengan metode penyemaian banyak mengembalikan pertanyaan. Khas gaya pemecahan masalah dengan tehnik bertanya?...halah mbok kiro kembange opo?....wassalam.

Jumat, 29 April 2016

semua jualan

Konteknya adalah, semua pengguna layanan internet hp, berpotensi untuk melakukan transaksi on-line. Baik menjualkan barang produksi sendiri, menawarkan jasa, maupun menawarkan barang milik pihak lain. "Keren" nya tidak ada lagi sebutan makelar, perantara, tapi disebut antara penjual dan pembeli. Siapapun pelakunya itu adalah dalam hubungan penguasa barang.
Karena potensi ini melekat pada semua pemilik hp-internet cenderung punya keingunan mencari untung dari dengan berjualan di internet. Kalau perlu semua menjadi bercita-cita bekerja, menghasilkan duit, hanya dengan pencat-pencet tombol hp. E-comerce, e-banking, dan e-money. Lengkap sudah untuk menciptakan harapan bisa untung dengan jualan apapun. Pokok bertransaksi nantinya dan laba.
Bersamaan dengan menuju titik jenuhnya para peserta sosmed. Dengan model bermasyarakat masyarakat sosmed. Ada keengganan untuk "pamer diri" yang percuma seperti yang sudah-sudah. Ternyata tidak sekedar cantik-cantikan, baik-baikan. Lebih kepada upload apa yang bisa menghasilkan. Singkatnya selfie tingkat lanjut kini berupa foto diri dengan menawarkan produk yang kita pakai, kita menjadi sales barang2 yang kita pakai. Heheehe...
Kalaupun kita punya penyakit konsumerisme tingkat akut. Perilakunya menjadi: membeli semua barang yang di lihat, cocok mari berlangganan, dan kita menanyakan peluang untuk ikut2 menjadi reseller, mendapat untung dari yang kita senangi/ mungkin hobi ya, menghasilkan uang ya.
Suatu ketika, saat sudah tercapai kejenuhan pasar keseluruhan. Siapa ya yang akan jadi pembeli, kalau semuanya Jualan.!!...

Rabu, 27 April 2016

Strawberryku

Dahulu ak berkhayal, pohon strawberry ada tumbuh dan ada dirumah kakek saudaraku. Waktu itu aku ditertawakan oleh sesama saudara, seperti mencibir mereka menanyaiku "apa benar dirumah itu segala macam buah ada, jeruk, apel, jambu, dll...". Lanjutnya "masak iya semua bisa tumbuh, coba strawberry, apa ada disana". Aku menjawab dengan ngawur " disana semua buah ada, tumbuh, strawberry juga ada". "Tidak mungkin" semua menjawab dengan kompak. Mereka mengatakan strawberry adalah buah dari luar negeri, semacam dari negeri kutub, buah yang hidup di daerah dingin kalau perlu salju. "Disana, dikebun itu rimbun, gelap, dan dingin kok" selaku. "Disini gak ada es, gak ada salju, gak mungkin strawberry tumbuh. "Ayo ikut ak lihat gambar strawbrry yang ada dirumah pak taji" sohibku mengajakku. Akhirnya aku melihat gambar strawberry di kalaender melalui jendela. Aku memang melihat gambar strawbrrry merah berlatar air jatuh dan es. Mungkin maksud designer nya adalah untuk menunjukkan sensasi segar dan dingin. Itu yang diyakini banyak saudara dan sohibku. Aku harus kalah...walaupun aku tetap ngotot, karena terlanjur malu berkhayal ada strawberry di desaku, desa kakekku...aku dicibir, diolok terlalu ngawur dan bid'ah, membuat cerita yang mengada-ada. Padahal benar aku mengada-ada semata agar mereka kagum akan ceritaku, cerita yang mereka tidak mengalami, antara takut dan tantangan memasuki kebun besar belakang rumah kuno yang ada ularnya, bercampur pohon2 yang tak tertata, nama pohon terbesarnya tetap mahoni kok seingatku. Disana memang banyak ditanan aneka empon2 dan ubi, buah jambu monyet, jambu biji, jambu air, mangga, apel, coklat, kedondong, juga caplukan, hehehe, saking senangnya aku maka hiperbola dalam bercerita, ringkasnya semua ditanam dan lebat disana. (1992-1993)
Kebon bu Nur sumberdadi. Tepatnya kebun sayur pekarangan rumah bu Nur merupakan penyuplai sayur organik di swalayan tulungagung. Saat kami berkunjung untuk membahas kemitraan kami, ak melihat pot berisi strawberry sedang berbuah. Aku meyakinkan penglihatanku dengan menanyakan langsung ke bu Nur..."strawberry bisa berbuah ya bu disini"..."saget" jawabnya, dan itu buktinya...keherananku terjawab sudah. Dahulu aku berkeyakinan begitu dan mempertahankan dengan sia2, tanpa pembuktian, maklum jaman sulit listrik..ak sudah sering makan dan menemukan strawberry dikios2 buah. Seingatku sejak tahun 2009. Katanya dari malang, daerah yang terkenal dingin. Dan sekarang aku melihat sendiri pohon itu (2014).
Hayalanku yang berjalan seperti membayangkan surga, yang didalamnya buah apa aja ada, heheheh. Merangsang pikiranku berkesimpulan "mungkin apapun nama buahnya, jika ditanam di indonesia bisa hidup, berbuah" . Indonesia memang tanah surga yang diturunkan kualitasnya sedikit. Itu tu...karena buah korma gak mau berbuah di kampungku, hanya tumbuh tinggi aja.slm.

Senin, 11 April 2016

Tak cukup

Apa ya cukup mengabadikan semua hal yang kita lakukan....semakin hari semakin banyak hal yang ingin kuabadikan...ingin aku bisa merasakan ulang saat moment-nya tlah terlewat..aku yakin kita akan kehabisan waktu hanya untuk menyusun langkah yang telah kita lakukan agar menjadi monumen yang layak ditampilkan.lebih dari itu aku mempercayai Tuhan lebih dari dari cukup untuk memerintah makhluknya untuk hanya merekam seluruh perbuatan kita.

Sabtu, 02 April 2016

Sehat

Bukan perkara siapa atau apa yang benar...tapi pola pola fisik, memberlakukan badan, memberlakukan pola makan, barang yang dimakan, percaya lah barang mahal bukan jaminan kesehatan...kepandaian mengurus dan meramu makanan menjadi inti pembahasan saya;
==standart==
kayaknya setiap bahasan harus dimulai dengan standarisasinya. standart pola sehat adalah makan empat sehat lima sempurna,  yaitu terdiri dari karbohidrat, lauk, sayur, buah dan susu. saya merasa ini rumusan yang tak terbantahkan sampai jaman ini.
==perlakuan==
pola hidup sehat dengan pola sehat, makan cukup, istirahat cukup, bersihkan badan dengan rutin, dan jangan lupa, hindari hal-hal yang menyebabkan rentannya badan dan kesehatan kita, semisal begadang berlebih, mengkonsumsi makanan berlemah terlalu tinggi, beralkohol terlalu tinggi, dan seterusnnya.
==kebutuhan fisik==
berdasarkan para ahli netter kebutuhan fisik kita perhari adalah sesuai kebutuhan masing-masing dan sesuai rizki-takdir masing-masing wkwkwkwkwkwkwkwk.........memang begitu coy, ane lama-lama muak dengan istilah diet kalori, sekian persen dibutuhkan dst..dst....sudahlah cari aja makanan dan minuman yang halal, sudah pasti akan sehat sampai ke otak.kalaupun mati karena makanan itu semoga khusnul khotimah.....pasti...insya allah....

udah gue bilangin kalau kebutuhan asupan makanan fisik sebenarnya tidak banyak dan tak usah dihitang-hitung. Nabi ku mengatakan makanlah kalau sudah lapar, berhentilah sebelum kenyang. inilah ajaran yang paling berharga sampai sekarang, mudah dihafal dan tak banyak yang mau melakukan hehehehe.....okey lanjut...saya sangat respek dengan pola makan sehat seperti hanya makan kentang, hanya makan apel, dan terbukti pelakunya memiliki badan yang bugar dan berseri. kayaknya patut ditiru sebagai usaha. kecuali kita memang mewarisi ilmu panjang umur atau bahkan menguasai ilmu pengendali ajal....malah serem kan....semakin khayal juga....
terus....dengan berusaha makan-makanan yang bebas pestisida, bebas penyakit dan kadar yang cukup kita berharap tubuh kita senantiasa bugar, sehat, vitalitas terus tinggi, mampu memperlambat penuaan, dan so pasti juga umur panjang....ini yang paling sulit digagas. karena kita terlanjur percaya dan jelas umur tiada yang tahu. umur tidak bisa dibuat. iya juga, bayangkan kalau umur panjang dan sakit2an terus, sungguh menyiksa kan....tetapi kita ingin memiliki umur yang bermanfaat berguna, umur yang memberi makna, seperti belajar bermakna....hehehehehe....oh tuhan aku sebenarnya sedang mabuk ang tidak pasti, berpikir dengan yang bukan berpikir, dan akhirny inilah tulisan itu tentang AYO..SEHAT!

Senin, 23 Februari 2015

Menuju sekolah indera

Resume pendidikan:
Pendidikan mengandaikan outputnya menjadi individu yang mumpuni dalam pengetahuan maupun ketrampilan. Nah dalam proses pembelajaran ini kemudian disuguhkan berbagai informasi pengetahuan dan ketrampilan maupun teori memecahkan persoalan pada umumnya, untuk bekal mengarungi perjalanan selanjutnya, perjalanan hidup bersama manusia lainnya, terjun di masyarakat.
Kritik pendidikan bisa dirunut mulai dari sajian kurikulum, metode yang digunakan, analisis output yang diserap pasar. Yang secara umum ‘digeneralisasi’ kegagalan dunia pendidikan kita disebabkan oleh sistem pendidikan kita yang tidak mampu menghasilkan output siap kerja ataupun sesuai dengan standart pasar, lulusan akhirnya bekerja dengan “diluar skill” yang didapat dibangku sekolah. Inipun juga bukan semata kesalahan lembaga pendidikan jika kasusnya “yang bekerja dengan tidak sesuai ijazahnya” memiliki pilihan sendiri terjun kerja pada peluang yang ada, berbeda dengan yang diajarkan dibangku pendidikan. Tetapi intinya kembali kita menyatakan sistem pendidikan kita tertuduh tidak mampu mengantarkan lulusan sesuai kebutuhan hidup dikemudian harinya.
Menggagas yang baru:
Perihal metode pendidikan dan “epistemic authority” serta struktur pengetahuan, jika dipermasalahkan, toh kita diberi kebesasan memilih, bahkan boleh menyediakan diri jika mampu menggagas yang diprediksi paling bagus untuk memproses peserta didik sesuai dengan target ‘keluaran’. Munculnya sekolah berafiliasi “luar negeri”, model sekolah alam, konsep fullday scholl, dan sederet konsep sistem yang diunggulkan, tetaplah memiliki kelebihan dan kekurangan. Akhirnya kejelian orang tua sebagai pengarah anak menjadi penting, sebagai penentu dalam maksimalisasi pengembangan potensi anaknya masing-masing. Biaya tentu menjadi resiko tanggungan bagi yang pilih-pilih ini, yang ingin puas dengan model pendidikan atas output yang dijanjikan setiap “model khusus” lembaga pendidikan ini.
Pemerintah lalu apa pentingnya? Iya ini amanah undang-undang, prinsipnya tentang kewajiban pendidikan adalah tanggungan negara.  Kemampuan keuangan negara dan kepentingan standarisasi-lah yang menjadikan negara menerapkan sistem pendidikan yang ditetapkan paling maksimal untuk diterapkan. Memenuhi fungsinya sebagai pengaturan kebijakan umum dan penjaga ‘kesatuan bangsa’ lewat pendidikan. Kebijakan pendidikan lokal? Sudah diatur dan belum ada yang berani melakukan rombakan besar2an, dilihat dari komitmen para jumlah kepala daerah yang mau mati-mati an memajukan lembaga pendidikan meskipun bersifat “kedaerahan”. Belum muncul “percontohan” yang dimunculkan atas inisiasi dan dukungan penuh yang berlingkup “kekhasan daerah”.
Kasuistik yang mengagumkan:
Jangankan saya, yakin, semua penggiat pendidikan yang resah juga belum punya rumus jitu menggerakkan dunia pendidikan kita (hehehe…asal klaim aja nih). Lepas dari rentetan masalah yang seolah-olah kita jeli mempermalahkan ini, tapi kita tengok sebntar, bahwa berkali-kali kita dibuat tercengang dengan prestasi yang diraih anak-anak “didik” kita. Mulai juara olimpiade level antar negara, penemuan-penemuan istimewa lewat lomba “biasa”, sampai banyaknya manusia indonesia ‘terdidik’ yang enggan pulang ke tanah “ibu pertiwi” karena lebih dihargai “ilmunya” di negara lain. Di paragrap ini tak usah dibahas apakah itu hasil “didikan” normal atau “perlakuan khusus” yang di“treatment”kan. Yang jelas daripada banyak omong, banyak sudah individu atau kelompok penggiat pendidikan yang sedemikian rela berjuang ke pelosok-pelosok demi menghantarkan hak pendidikan ini, demi mengamalkan ilmu mereka dengan atau tanpa campur tangan pemerintah. Jangan sampai kritik kita muncul sekedar menodai perjuangan, pengabdian, dan pengorbanan mereka yang jelas-jelas “tanpa pamrih”.
Secuil yang belum digarap, perenungan peluang dan mencari model pendidikannya:
Maksimalisasi potensi peserta didik, diterawang melalui kacamata ‘bloom’ atupun ‘gardner’, taksonomi yang “digarap” sudahlah sangat lengkap. Aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (:bloom). Kecerdasan linguistic, matematis-logis, kinestetik, visual-spasial, musik, interpersonal, intrapersonal, naturalis(-religious:bagi yang bernaung pada agama tertentu) mengadaptasi dari teori Howard gardner, sudah cukup membuntal-simpulkan teori mendidik kita. Sekarang coba kita tengok sebentar sebagai fakta-pengalaman ini. Bahwa para tester kopi, tester teh. Bahwa para ‘pencium’ digudang tembakau, pencium aroma campuran minyak wangi. Bahwa digunakannya orang yang berpengalaman control mesin pabrik, yang men-chek kerusakan dengan mendengarkan suara mesinnya, dengan ketajaman telinga, pembuka brankas dengan ketajaman suara ‘klik’ kunci melalui pendengarannya. Bahwa ‘tukang angok’ yang berdiri paling depan yang menentukan arah perahu nelayan dalam mendapat tangkapan ikan. Dan sangat mungkin banyak ‘keahlian’ khusus dimasyarakat kita, yang belum mampu kita ‘potret’ sebagai salah satu misi dan model pendidikan kita, bahkan sebagai andalan dalam penyiapan dan pengembangan SDM anak-anak kita. Meskipun nyata mereka dibayar paling mahal dipekerjaan yang mereka tekuni, mereka sangat dibutuhkan, dan teorinya sederhana, optimalisasi indera menjadi tenaga ‘ahli’. Sayapun berusaha menemukan konsep ‘matang’ pendidikan model untuk ini. Menarik dan sederhana, Semoga!.

Senin, 10 Februari 2014

burung penasaran dengan kaca jendela

pagi ini tanggal 11 pebruari 2014, mulai menulis lagi.  seperti biasa ke kantor, duduk, baca koran, siap2 pekerjaan hari ini, tiba2 diluar jendela seekor burung prenjak lumut berkicau-kicau, eh ternyata lama kuamati menuju ke jendela.  karena cendela model kaca rayband (apa riben ya) pikirku, eh ternyata sedang berkaca.  pasti ni burung belum pernah ketemu kaca.  terus berkicau seolah bertemu lawan sesama pesaing, jadilah ia bertempur curiga dengan bayangan sendiri, jadi mengelus dada.  Mudah-mudahan tidak memiliki nalar bertempur dengan bayangan sendiri!!!!hoca...hoca...

Kamis, 24 Januari 2013

dikembalikan ketanah dengan layak

Saat berjalan-jalan survey untuk kegiatan kkn mahasiswa, sampailah kami bertiga di wilayah besuki, masuk desa jugo kecamatan mojo kabupaten kediri. Disana ada wilayah yang sebut saja “daerah larangan” ini adalah pesan pak camat bambang…aku mengawali pembicaraan. Dan tepat kanan kita adalah kebut itu, kebun karet, iya kan…ada muda mudi yang suka kencan disini..memang tempatnya sangat sepi, sepanjang perjalanan kira2 2-3 kilo perjalanan mobil di perengan bukit.  Seandainya berdua masuk kebun ini dan tidak ada petani yang memergoki pasti tidak ada yang menghalangi orang berdua untuk memadu nafsu muda.  Apalagi sepeda motor bisa masuk lewat jalan setapak tak berumput menuju dalam hutan karet, pertanda sering digunakan.

“la ya itu jangan sampai ada mahasiswa yang gak ngerti kondisi, trus tiba2 ada operasi satpol PP”…”pinginnya lihat kebun karet tiba2 kerazia.

Lalu aku mengalihkan topik dengan membuka pertanyaan..”wah daerah begini pa gak rawan pembunuhan, kan sepi”.  Lalu mas zaini menjawab “dikubur pisan disini, lama2 yo panggah ketahuan”…entah itu lewat mimpi, memberi petunjuk orang atau jadi hantu l;ah kira2…sambungnya

“setiap kejahatan pembunuhan kok selalu ketahuan?” lanjut pertanyaanku.

“itulah bedanya manusia dan hewan, hewan mati urusan bisa selesai, dibuang jadi bangkai, kalau manusia boleh dikembalikan ke asalnya tanah, tapi harus dengan cara yang layak.   Kalau dibunuh dan asal kubur tidak bisa, harus dengan layak” pungkasnnya.slm

Kamis, 03 Januari 2013

pertanyaan untuk monografi

tampilan-tampilan statistik, angka-angka apapun itu berguna sebagai ringkasan agar mudah dipahami, tentu setelah dikasih tahu/tiba2 otak tahu sendiri untuk mendapatkan...cara membaca tabel...mendeskrisikan ulang sebagai penjelasan... dan seterusnya.  lalu tetap saja, saat saya melihat data BPS, saya kesulitan. apa artinya angka-anmgka itu, sama sekali tidak bermakna...cukup berhentilah itu sebagai data mati.  Jumlah sekolah dikawasan, jumlah lahan, jumlah masjid...sama sekali tidak bunyi apa2 selain pengetahuan jumlahnya.

Berikutnya masalah besar kita adalah kemapuan menganalisis hubungan-hubungan, atau menghubung-hubungkan antar data tersebut. mengasah ketrampilan menghubungkan ini bukan semata bisa dihapalkan. 

mengambil contoh riset yang disampaikan kepada saya; pertanyaan peneliti adalah ingin mengetahui organisasi-organisasi perempuan, bentuknya apa saja, bagaimana strukturnya, kendala apa yang dihadapi? setelah data terkumpul terus mau apa. kelas penelitian itu masih hanya ingin mengetahui, sesuai pertanyaan dan rumusan masalah.  inikah yang disebut monografi data mati.  Butuh dijelaskan kembali.

ketrampilan dan kedalaman peneliti bisa dilacak dari kemampuan analisis relational dan kemampuan mengungkap temuan ketimpangan sebagai "benar masalah terjadi" di subjek sasaran, kemudian hasil riset mampu menyumbangkan pengetahuan baru sampai mungkin ditambah solusi yang telah diterap-temukan, atau setidaknya ditemukan "cerita" kejadian sesungguhnya. slm

Rabu, 05 Desember 2012

extraordinary activity

Riset masih merupakan tindakan luar biasa, bagaimana tidak jika aktifitas sering berdasar 'suddenly activity',  reaksi spontan berdasarkan pengalaman dan kedalaman masing-masing kepala dalam menangkap situasi dan objek.  Subjek permasalahan yang didialogkan adalah hasil respon masalah yang harus dijawab, dan ditemukan jawabannya seketika.  Saya pikir memang tidak semua tindakan, masak semua harus berdasarkan riset.  Tentu kegiatan sehari-hari sudah otomatis kita lakukan cukup dengan berteori, yang mengendap sebagai pengalaman-pengalaman pribadi.  Maka riset yang dimaksud adalah yang telah melampaui 4 pilar mulai; ontologi, epistemologi, metodologi, aksiologi.  Bahasan metodologi yang dibakukan digunakan sebagai standart bisa diakui atau sama sekali tidak sah, menjadikan hantu tersendiri bagi peneliti. yang situasinya menghasilkan banyak peniruan-peniruan, atau hanya melakukan adopsi untuk kasus berbeda.  Boleh juga dengan mengadaptasi semua model agar ada dalih pengecualian dan temuan-temuan baru lagi, sudah cukup dianggap dari "proses dan hasil" berbeda.  ini menjadi pertanyaan serius bagaimana ya caranya...agar produksi ilmu terjadi. Riset yang dimaui adalah yang bersifat Knowledge Production. ayo coba ah....slm

Labels

Asal (23) Perbuatan (22) Sikap (22) Suasana (18) Pertanyaan (15) Dream (10) Perjalanan (10) Tinggal Menerima (6) Main-main (4)