Selasa, 03 Mei 2016

Guru ilmu

Seorang manusia yang telah menguasai betul sebuah ilmu, seorang ilmuan, berbeda dengan seorang guru yang menyampaikan ilmunya, sedalam yang dimiliki sang guru. Dari pernyataan ini aku memilih seorang ilmuan diatas pasti berilmu lebih dalam,
dari pada sang guru, yang ilmunya terpecah sebagian, sebab kepemilikannya ilmu yang lain, ilmu tentang kemampuan menyampaikan ilmunya kepada orang lain. Seandainya anakku tidak lagi terbebani dengan keharusan profesi atas pilihan belajarnya. Maka kupilihkan filsafat sebagai makanannya. Seandainya aku tak takut akan kampuannya menjual ilmunya. Sekali lagi dalam tulisan aku melihat duniaku sebagian. Dan itu aku mengenalnya sebagai bagian keabadianku. Lalu, hanya sedikit kemampuan ia menjelaskan kepada orang lain, maka jadilah ia guru. Apakah sang maha guru selalu mengerti benar atas perjalanan murid. Sungguh kerdil si guru bila ia hanya menakar perbuatan muridnya hanya dengan segumpal pengetahuan dan pengalamannya. Haruslah dimengerti jika sekarang keluasan sumber dan percepatan kualitas SDM, variasi penemuan ilmu baru telah membedakan zaman dahulu, zaman sang guru belajar dibanding zaman ini, zaman sang guru saatnya mewariskan ilmunya. Wariskanlah, biarkan dan mungkin akan digunakan oleh ahli waris seperti barang yang juga punya harga dan cara jual-belinya. Sedikit matang dalam berfikir, seorang pembelajar filsafat akan sangat bisa menjadi pelatih, tutor, guru. Tanpa ia harus merubah kesukaannya menelanjangi ilmu dan menelannya. Okey aku salah. prototipe yang ditulis ini punya latar ilmu kependidikan jadi mudah baginya menyampaikan gagasannya. Dan sekali ia melakukannya...sulit baginya menjadi terdalam, terbaik ilmunya, disanding menuju para pemikir, menuju disebut filosof.

Pertama

Menjadi pertama sungguh kenikmatan yang tak terlukiskan, menjelma dari kebanggaan tak berkesudahan sebab kepertamaannya. Coba kita simak bareng. Betapa bangganya anak-anak menjadi cinta pertama anak-anak yang lainnya. Okey kalau sulit membayangkan apa saja yang pertama, maksud ku sama...iya bahwa didunia ini banyak yang berulang2...bukan pekerjaan atau prestasi yang sama sekali baru, bukan pelaku pertama. Tetapi capaian yang ditorehkan pasti kita berlomba mencapai peningkatan, dan inilah terbuka yang pertama-yang pertama tak terbatas jumlahnya. Contohnya Betapa bangga para pemecah rekor di angka capaiannya, karena ia yang pertama mencapainya.

terlalu berharap

Mungkin aku yang terlalu berharap, bahwa kawan2 ku ada disini. Aku terlalu cepat menghafal kalau yang parkir di depan warung ini adalah motor teman2ku. Aku kehilangan hitungan rasioku karena mendahulukan har apan aku segera bertemu kawan2 ku.padahal aku sudah tahu mungkin kalian sedang sibuk di tempat lain, ditempat yang juga aku kenal, tapi aku enggan dan mengabaikan. Karena aku terlalu berharap kau ada disini. Tempat ini terlalu banyak menyimpan cita2 kita, cerita2 kita tentang perencanaan...hahahanha...tempat ini terlalu nyaman untuk kita gunakan membahas apa saja, sampai kita tak butuh tempat lain, kita payah untuk lebih beranjak dari meja perkopian ini.

Senin, 02 Mei 2016

turi putih


Aku tidak tahu persis apa makna yang dimaksud oleh syair turi putih, syair yang konon dicetuskan oleh sunan drajad, salah satu wali 9 ditanah jawa. Saat ini lagi ngetren dilagukan baik di pengajian-pengajian, sholawatan, bahkan di vcd-vcd religi tradisi jawa. Penampakan klip video tembang turi putih, sangat didominasi dengan perlambangan bungkusan mayat putih yang dimasukkan ke liang lahat. Jadi secara umum menampilkan makna "sanepan" tentang keberadaan manusia saat sudah mati dibungkus kafan, dimasukkan liang lahat menjadi pembelajaran penting dalam kehidupan manusia. Berikut lirik turi putih:
   Turi-turi putih,
   ditandur nang kebon agung,
   cumleret tibo nyemplung,
   mbok kiro kembange opo.
Pembelajarannya berupa apa? Say tidak menangkap persis mungkin seperti ketepatan yang diharapkan, tapi saya menduga. Seperti pembelajaran ala jawa lainnya, yang saya kenal selalu lama, butuh telaten saat pingin mengetahui sesuatu, sabar, tidak grusa-grusu. Disini juga begitu, para pencari maksud malah ditanya kembali tentang yang dimaui. Yang kamu cari apa?. Yang di tanyakan para penanya itu apa?. Di tembang ini ditulis, mbok kiro kembange opo. Turi putih apa? Kamu mengira apa?..tentu jawabannya akan berbeda pada tiap orang sesuai dengan isi dan pengalaman otak masing2. Ditambah hidayah atau taufiq apa yang sedang menempel di dirinya hikhikhik....aku jadi sangat heran dengan tulisanku ini seakan mebegaskan pengalamanku selama bergaul dengan manusia2 jawa, yang menurutku punya cangkokan teologis yang rapat dengan metode penyemaian banyak mengembalikan pertanyaan. Khas gaya pemecahan masalah dengan tehnik bertanya?...halah mbok kiro kembange opo?....wassalam.

Labels

Asal (23) Perbuatan (22) Sikap (22) Suasana (18) Pertanyaan (15) Dream (10) Perjalanan (10) Tinggal Menerima (6) Main-main (4)