Rabu, 26 Februari 2014

cahaya tak ter"ambil"

'cahaya diatas cahaya' atau ungkapan yang lain 'ternyata cahaya bersap-sap'.  dengan penuh kesadaran harus kuucap ulang " sesungguhnya tidak ada di dunia ini yang tidak ada tandingnya, titik.".  kejayaan, kebesaran, keemasan, titik imperium, atau apalah namanya semua hanya titik, diposisi satu titik.  sedangkan siklus akan terus berjalan, kemana? kalau sudah dari titik tertinggi ya kebawah...menuju sampai titik balik berikutnya.   menuju titik interektum, titik nadzir, titik terbawah.  dalam perjalanan kemunduran atau penurunan, tentu ada warna warni penstabilan, mencoba untuk bertahan agar tidak terjun bebas.  bentuknya mulai rekayasa  bertahan sampai terwujudnya gerakan protes atas kondisi terjun-kritis.

'apapun', maunya bisa digrafikan dengan siklus, mulai perjalanan hidup manusia, perjalanan organisasi, siklus harga barang, siklus alam dst..dst.  semuanya siklus itu sedang berjalan. dan bila minimal dua siklus disejajarkan dihubungkan antar judul siklus,  maka akan bisa ditarik garis, membentuk garis, dan garis.  lalu garis2 banyak akan menjadi bangun. sebisa mungkin terlihat bangun tiga dimensi, mewakili "ruang". mencoba menggambarkan situasi yang tercipta dengan seluruh pengertiannya. sehingga mudah2an meningkatkan akurasi ilmu berprediksi.

kedua, siklus muncul-tenggelam disepanjang 'kurva waktu', menciptakan situasi kompetisi.  yang meniadakan posisi titik tetap "di atas" atau "teratas" dengan konstan dalam perjalanan ini.

kemudian aku segera menyadari tidak ada "yang konstan" dalam ruang-waktu yang berjalan.

rezim akan dikalahkan oleh putaran zaman,  kehebatan manusia, akan di rubah ulang oleh manusia berikutnya, dan hanya menyisakan "yang dikenang sepanjang masa" sebuah sejarah kejayaan.  peneguhan rezim atau diri untuk mencapai keabadian sejarah dengan di monumenkan, diprasastikan, dicerita-ulangkan.  suatu ketika pun dihancurkan manusia atau dihancurkan alam, sang penguasa ruang waktu saat itu.

ketiga, "rantai makanan", melihat bahwa semua terus berjalan karena semua 'meminta-pindahkan' energi yang yang terus berubah wujud.  wujud materi merupakan bagian pinjaman energi yang sedang berhenti lalu berpindah dan berwujud lainnya. kehidupan berjalan dengan memakan kehidupan yang lainnya...kompetisi berjalan untuk memastikan mendapatkan makanan...mendapatkan kehidupan.

#tidak ada jaminan hidup tanpa mengambil kehidupan yang lainnya, menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada "juara bertahan" walaupun hanya selama mata merekam perjalanan umur diri.  inilah yang memunculkan praduga saya, mari! ajaklah sesama untuk mengatur berjalannya energi berupa umur kita. cahaya diatas cahaya, biarlah. carilah cahaya untuk diri kita, yang tidak bisa diambil sebahagian pun.slm

Jumat, 21 Februari 2014

mempertanyakan 'perhatian'

pertama, saya bertanya pada diriku...apakah hidup dituntut untuk terus "perhatian" sama orang lain?...menyenangkan orang lain? tak pikir-pikir tidakkah lelah juga menyenangkan orang lain? apakah karena kita disebut makhluk sosial, maka kita diharuskan memperhatikan orang selain kita? kalau selain aku itu adalah anak, istri, saudara, atau pacar. kenapa kita mau "perhatian" walaupun tanpa disuruh? nalurikah? karena harapankah? atau yang paling tinggi, janji pahalakah yang jadikan kita demikian?
karena suatu saat kita butuh orang lain, apakah cukup kuat mengharuskan kita berlelah-lelah "perhatian"? bukankah uang yang diminta mereka atas "perhatian" yang mereka berikan kepadaku? ikhlaskah dia membantuku? cukupkah senyuman yang menghiasi wajah, itu sebagai "perhatian" yang menyenangkan? bolehkah aku menduga merekapun sedang sembunyikan susahnya dengan tetap ramah didepanku?  apakah itu pengorbanan yang harus kutebus dengan "perhatian"ku? benarkah karena masih ada orang "baik" itu, maka aku juga harus menjadi "baik" didepan orang lain? walaupun aku sekedar pura-pura baik? sia-siakah "baik"ku karena kepura-puraan belaka? atau perlulah aku dilatih demikian agar tebiasa, lalu belajar ikhlas? tak bisakah aku bebas, se enakku, jikapun kudapati orang berpenampilan "tidak menyenangkan", aku ikhlas dan memaafkan? samakah dia menilaiku, saat aku acuh dan berpakaian"nggimbal", dalam diamnya, mereka tak mengeluh tentang caraku berpenampilan? sungguh tak bebaskah kita saat bersama orang lain? apakah sebanyak dugaanku saja, aku keluhkan pikiran liku-liku "perhatian" ini? apakah ini yang disebut "penyakit" hati? apakah aku takut pembalasan orang lain? kalau aku tidak takut, apakah seperti kita berjalan-jalan sendiri dikota asing yang kita kunjungi? apakah ini namanya hubungan "khusus" yang wajar bagi makhluk sejenis (manusia)? kenapa "perhatian" kepada orang yang membuat kita tertawa/senang (lawak), kadang malah kita harus bayar? karena "senang"kah maka "perhatian" kita, layak kita tambah dengan pengorbanan lagi (keluar uang)? perhatian kita karena "senang" tak bisa dan lalu tak boleh diukur dengan materi atau uang, kenapa?
kedua, saya mulai pening melanjutkan-memikirkan ini, sia-siakah aku berpikir? lalu kenapa kamu kasih minum aku, dan kau bilang gratis? kenapa kau rela berikan hartamu kepada orang lain? tak tahankah kau lihat penderitaan mereka? tak cukup kuatkah "mental" mu, sehingga agar kau tak gila, kau tak bisa "diam" saat orang lain menderita? apakah takut yang membayangi kita, seandainya kita menderita lantas tak ada yang perhatian pada kita? bukankah tidak mesti dia yang kubantu, nanti pasti dia yang perhatikan kita? imbal balik, yang mana? wong orang lain, bukan dia. apakah ini namanya "perhatian" itu mulia? apakah ini alasan mengapa ini diajarkan? siapa yang mengajarkan?Tuhankah? wallahua'lam.slm.

Rabu, 19 Februari 2014

titipan dari bendera hitam

18 Pebruari 2014 :
16:45: di 9 kilo ke arah matahari terbit, salah satu generasi 3 mondar-mandir sambil menggendong kebanggaannya, mulutnya komat-kamit, setengah mendendangkan kepiluan untuk menghibur darah dagingnya.  penuh harapan “terbaik”, berbalut kerelaan dan kebanggaan
17:00 : perjuangan pamungkas telah selesai, bukan untuk menghasilkan pemenang dan yang kalah, tapi pertunjukan siapa berkuasa dan siapa yang harus tunduk, penentuan akhir perjalanan hamba.
19:00: rumah besar ini menjadi penanda kebesaran penghuninya, beberapa orang membersihkan ruang-ruang, bersiap menyambut sekaligus menghantarkan persaksian pertemuan tuan rumah, untuk waktu lama yang dijanjikan.
19 Pebruari 2014
04:00: tarhim memanggil-manggil ummat, memberitahukan menyongsong fajar hari ini, memulai hari, memastikan dimulai dengan penyerahan menghadap dan iringan do’a kepada penguasa hari.
di tengah ruangan besar, sendirian generasi tiga harus menunggui ibu dari ibunya, atas perintah kakak dari ibunya, atas nama pengetahuan yang diketahui, dan antara keinginan dialog yang tidak mungkin terjadi, dan dugaan, beliau memang ingin ditemani sejenak untuk penghantaran terakhir itu.
10:00: dalam penutupan dan perasaan baur tidak sempurna, penyesalan atas kekurangan masa lalu, saat harus pamit dan hanya mampu meninggalkan do’anya. Generasi 3 melihat siapa tangis meledak yang memecah awalan do’a.  dalam hati aku menyusun kata-kata “bendera hitam, telah kau titipkan kerinduan atas kebersamaan" pada rabu wage.slm

Senin, 17 Februari 2014

bermain api, bakarlah "sampah" hati

 seperti yang dilakukan para penggiat entertain, bermain api yang kata kejadian berikutnya "awas nanti terbakar" coba dimentahkan.  api yang berbahaya ditampilkan sebagai barang yang juga bisa dijinakkan, dikelola, lalu disuguhkan sebagai senda gurau semata.  demi pertunjukan, demi dan mendapatkan uang, diatas biaya rata2 atas jasa "membakar".  sedangkan membakar "sampah" dilakukan karena merupakan kebutuhan, mengurangi volume sampah, menambah nilai manfaat barang tak berguna.
sekarang kita tetapkan kalau bermain api tetaplah rugi, sebab tetap saja berikutnya pasti terbakar.  kita pasti ada terlenanya, dan intinya kita benar-benar tidak mampu mengendalikan api.  aku hanya ingin mengatakan api dan panas menjadi dua hal yang menyatu-pengaruhi, peralihan wujud dan sifat ini yang digunakan sebagai penjelasan.  jika ada api dingin, dan panas tapi bukan api, berarti rekayasa yang mampu memisahkan wujud dan sifat, patut dihargai mahal. seperti foto api itu tak panas, kereta api dingin karena dalamnya AC dan dendam, asmara, ambisi, marah, perang politik, orang2 sebut disitu hawannya "panas".
kita lanjutkan ngelantur-ngawurnya...sebaiknya jangan bermain api, nanti panas, jika punya ilmu pengendali api, bisa memanfaatkannya, dan paling akhir tetaplah bermain api, walaupun belum tahu ilmunya, agar tahu itu api...pokok tak membakar orang lain dan terbakar sendiri tapi dapat mengurangi "sampah" dihati.wk wk wk..

#refleksi diri setelah kakak tahu aku bermain api. 
sehari sebelumnya :tiba2 kakak bilang: kamu tidak kasian sama istrimu, senyam-senyum sendiri, itu jelas modus.
beberapa detik setelahnya: aku berkata: tidak, aku janji akan mengendalikan apiku.sambil kuserahkan bungkusan makanan hangat pagi itu slm

Minggu, 16 Februari 2014

Ke negeri Gajah putih

tanggal 19 Nopember 2013 kemarin, saya mengikuti rombongan studi banding ke bangkok, berjumlah 30 orang per rombongan.  bagian saya di rombongan kedua.  Tepat pukul 4 sore take off dari juanda menuju bandara don muaeng, waktu menunjukkan sudah pukul 20.00
Tiba hari kedua menuju tempat King Mongkut's University of Technology Thonburi.  Selebihnya ke Mall MBK, Wat Arun, Gems Gallery, rumah madu. Pusat Kulit...dll....hanya yang istimewa menurut saya hanya di Wat arun...walaupun dibandingkan dengan borobudur...masih jauh megah borobudur.

Tambahan
orang thailan rata2 tinggi badan lebih dari orang indonesia, dan jalannya cepat-cepat, kalau ada yang jalan lambat hampir dipastikan orang indonesia yang juga sedang disana.
yang lainnya...dilegalkannya operasi ganti kelamin di sana menjadikan banyak sekali pria yang berubah jadi wanita, mungkin alasan kerja...dan kayaknya sudah jadi budaya disana.  Tata kota dan penataan sama dengan jakarta...namanya sungai juga berwarna hitam penuh limbah, hanya lebih ditambah dimanfaatkan sekalian sebagai jalur transportasi air...macet dan tidak teratur dimana2...yang menarik biksu di thailand ternya tidak seperti bayangan saya, tidak makan daging, biksu thailand tetap makan, dan otomatis karena mayoritas vihara dapat kita temui seperti banyaknya musholla di Indonesia.slm

Senin, 10 Februari 2014

burung penasaran dengan kaca jendela

pagi ini tanggal 11 pebruari 2014, mulai menulis lagi.  seperti biasa ke kantor, duduk, baca koran, siap2 pekerjaan hari ini, tiba2 diluar jendela seekor burung prenjak lumut berkicau-kicau, eh ternyata lama kuamati menuju ke jendela.  karena cendela model kaca rayband (apa riben ya) pikirku, eh ternyata sedang berkaca.  pasti ni burung belum pernah ketemu kaca.  terus berkicau seolah bertemu lawan sesama pesaing, jadilah ia bertempur curiga dengan bayangan sendiri, jadi mengelus dada.  Mudah-mudahan tidak memiliki nalar bertempur dengan bayangan sendiri!!!!hoca...hoca...

Labels

Asal (23) Perbuatan (22) Sikap (22) Suasana (18) Pertanyaan (15) Dream (10) Perjalanan (10) Tinggal Menerima (6) Main-main (4)