Rabu, 30 Januari 2013

menolong kalau mampu

mengukur baik buruk memang perlu patokan, bagi saya, seorang muslim patokan yang pertama saya adalah Islam sebagai pedoman, saya harus menterapkan apa perintah dan apa larangan di islam, selanjutnya saya bisa ukur membedakan mana baik, mana buruk.  dalam satu fakta peristiwa, sudut yang berbeda akan menimbulkan hukum yang tentu tidak sama, ini karena "kisah" prosesnya berbeda itu. pertama, titik yang paling absurd, sebagaimana ungkapan "niat baik, apakah cukup tanpa tindakan.  Tindakan merugikan apa sudah impas dengan niat yang baik saja".  Kedua, cocok dan baik, apakah berlaku untuk semua?, karena ada hal yang sifatnya tertentu, khas, dan menjadi penciri individu/sesuatu barang, tak ada yang sama persis/kembar di jagad ini.  jadi cocok untuk saya belum tentu cocok untuk kamu, dia, bejo, dino dst (tolak universalisasi...tolak universalisasi...)...ketiga tidak sepanjang masa, semua fakta2 sama persis. "baik untuk sekarang, tidak baik di terus2 kan".  Rumus "paten" hanya untuk barang, tidak untuk manusia.  Keempat, berbuat baik harus dengan pertimbangan apakah tidak malah mendatangkan kerugian bagi tertolong, perdebatan disini saya kira tepat bila membahas tentang cara2 menolong yang keliru.  dan terakhir, kelima, "dibantu atau tidak, apa bedanya" dibantu tidak tambah maju, dibiarkan juga tak ketinggalan, ke-PEDE-an tentang adanya pahlawan jangan dikembangkan dalam bab ini.  karena argumen tentang kemandirian, kesamaan kemampuan dan potensi sangat dominan di otak saya. saya heran pada orang yang mengucap "tanpa saya, tempat ini mana mungkin maju" padahal jika kamu tidak disini masih banyak orang lain yang pingin memajukan tempat ini.  kita ucapkan saja "dengan saya tempat ini belum tentu maju, tanpa saya belum tentu tempat ini tidak maju (ngambang banget....tidak cocok untuk kampanye....) dan nyatanya...daya jelajah dan kemampuan manusia sangat terbatas walaupun sudah super sibuk keseharian, seandainya ada pen-TOKOH-an yang jadi "masyhur" sebenarnya hanya bisa dicapai melewati batas karya kemanusiaan manusia, itu saya sebut hanya bola es-citranya, karena ada dokumentasi perbuatan-karya yang dipentaskan lagi.  Berbuat baik tiada ruginya, minta-tolong mudah dilakukan sepanjang waktu, agar minta-tolong itu baik, ada caranya.  menolong juga tidak tidak ada batasnya.  batasi sendiri,.Menolonglah sampai batas kalau mampu. saya ikut "ia yang bijak jeli dan lihai"...
bagaimana yang diajarkan kepada kita?...
tuhan memulai gambaran orang bertakwa dengan "kemauan" memberikan harta.  penjelasannya, karena  memberikan harta merupakan gambaran kebaikan dari perbuatan riba yang dilarang, riba yang didapat dari proses pemerasan berlipat-lipat atas harta orang lain...sedangkan "infaq" memberikan pertolongan kepada orang lain tanpa embel2 bersyarat. dan sungguh "mengeluarkan" harta diwaktu lapang maupun sempit sangat susah dilakukan, maka siapapun yang menolong dengan harta adalah pencapaian terhadap kepatuhan yang tinggi, disebutlah takwa.ini model utama, menolong dengan harta.slm

Sabtu, 26 Januari 2013

CorrupT!!!

ibarat perjalanan kekekalan energi, pasti dalam tiap perubahannya, tidak mudah berubah seratus persen, seperti perubahan energi listrik menjadi energi gerak, harus di kurangi dengan panas dinamo.  bagaimana dengan birokrasi?.
namanya birokrasi, pekerjaan paling banyak adalah administratif, maunya ideal dengan sangat mekanistik, dan agar mekanistik berjalan seratus persen perlu diatur, di mark up, agar sesuai antara jumlah rencana dan laporan evaluasinya.  lha sampai disini, pengaturan itu yang bermasalah, sedangkan idealnya mekanisme itu biar berjalan apa adanya tanpa pengaturan, aturannya adalah jangan diatur.  sungguh permintaan yang sangat mustahil.  tidak tersedia ruang jelas tentang alih daya dan fungsi yang dibenarkan.
makanya saya tetap teringat model2 penganggaran jaman kuno, jaman orde baru, selalu dimana2 "galak" dengan item terakhir berbunyi lain2 10 % dan itu syah. artinya model persentase efisiensi berubah wujud lain sudah diperkirakan, yang waktu itu wajarnya adalah 10 persen.  sekarang maunya seratus persen eh malah hal mustahil itu.  selesainy laporan diatas meja berupa bukti2 tulisan sekarang sangat tertunjang untuk dibuat dengan perangkat2 memadai, memalsu tanda tangan, stempel, pengaturan tanggal, hari, acara dst.  seolah kejar mengejar antara pengaturan dan aturan yang menginginkan "jangan diatur" selalu terus berkembang, menjadikan kesan ciri khas birokrasi yang semakin tegas, PENGATURAN, menciptakan tenaga pekerja kretif pengatur. maka jangan ditanya keaslian lapangan hasil kerja unit2 birokrasi ini, pasti mudah ditemukan kepalsuan, fiktif dan rekayasanya, dan jarang yang benar2 terbina sebab gak ada yang jadi pembina sejatinya. untuk ini saya mengakui "potret tidak mungkin sama dengan realitas objek". Apakah tidak lebih mendingan dari paparan yang tidak sistematis diatas, dialurkan yang lebih sederhana, bukan menjadi lebih rumit.  Bahwa; kecenderungan penyempurnaan sistem dengan keinginan menghitung apa saja yang sudah ditemukan cara menghitungnya, tanpa bertanya apa perlunya, yang ujungnya tidak kenal dengan barangnya, karena tugasnya adalah menghitungi saja.  pertanggungjawaban moral yang disebut2 melekat dalam rekam jalan sebuah kegiatan/peristiwa, sekarang telah cukup dan repot dengan kertas diatas meja yang tujuannya hanya menjadi dokumen dan arsip mati itu.  bagaimana ini tidak disebut "semua yang tersistem itu pasti ada korup?, bukankah peraturan yang mengharuskan mengatur?, apakah mampu menghasilkan agenda yang tidak korup?.dst...maksud saya..... mengatur itu pada posisi "peraturan yang dilaksanakan orang", menjadi celah pengaturan.  dan saya malas berdebat "yang salah itu sistem atau orangnya". saya hanya suka bicara sistemnya.
yang paling gamblang perlu kita tangkap adalah kegalauan terhadap masa depan jika terus hidup di negeri ini, ini menjadi masalah utama yang menakutkan, pengaturan yang mencederai peraturan.  melebihi perkara masyarakat sesungguhnya yang sewajibnya kita takuti seperti kemiskinan dan taraf hidup yang terus kegencet zaman, tidak mungkin dapat ditolong hanya dengan berjalannya mekanisme birokrasi yang repot dengan peraturan dan pengaturan. slm

Kamis, 24 Januari 2013

Sedikit Bedanya



pertama kali mengunjungi negeri orang 14/11/2012, perjalanan padat dan singkat, seperti rombongan ziarah, kata orang2. maklum paket hemat. singapura dan malaysia, sebelum menginjakkan kaki di bandara cangi, bandara singapura, sudah di kasih penjelasan oleh travel agent bahwa itu bandara internasional, beda dengan indonesia disana tertib, bersih, bagus dan yang utama ketat pokoknya.dan benar seperti cerita bapak agent.  saya mengalami di tahan dibandara, yang katanya untuk kepentingan pengaturan lalu lintas pengunjung agar tidak macet, singapura menerapkan cara perjalanan rombongan diatur dengan ditahan seorang-dua orang agar sejam dua jam dibandara.  tapi sebersih apa diluar bandara tetap saja daun tumbuhan berserakan, itu tidak termasuk bersih yang dimaksud secara umum memang sangat bersih di semua tempatnya. bla bla bla keluar singapura masuk imigresen malaysia tak selama/ketat masuk singapura...lancar...bedanya hanya tengah malampun orang keluar masuk antar dua negara itu sangat padat.  terasa beda waktu pulang, sampai bandara surabaya, eh... petugas imigrasi bagian stempel paspor sedang tidur...sedikit mencari-cari dan lumayan sepi. kesan pengaturan ketertiban negara memang beda, tentang bangunan...kayaknya di indonesia, di kawasan tamrin kalau dihitung kasar..lebih banyak indonesia. tapi mereka mampu menampilkan dengan kesan "tertata".  bicara kualitas jalan, saya kira sama. malah orang kalau tidak betul2 pandai nyopir di indonesia, pasti butuh waktu lama berkendara mobil, padat dan sempit kesannya untuk indonesia, yang jelas indonesia luas dan pengendalian kendaraan entah suatu saat bagaimana mengaturnya, semoga pembatasan segera semakin ketat, dan ini bukan jawaban

dikembalikan ketanah dengan layak

Saat berjalan-jalan survey untuk kegiatan kkn mahasiswa, sampailah kami bertiga di wilayah besuki, masuk desa jugo kecamatan mojo kabupaten kediri. Disana ada wilayah yang sebut saja “daerah larangan” ini adalah pesan pak camat bambang…aku mengawali pembicaraan. Dan tepat kanan kita adalah kebut itu, kebun karet, iya kan…ada muda mudi yang suka kencan disini..memang tempatnya sangat sepi, sepanjang perjalanan kira2 2-3 kilo perjalanan mobil di perengan bukit.  Seandainya berdua masuk kebun ini dan tidak ada petani yang memergoki pasti tidak ada yang menghalangi orang berdua untuk memadu nafsu muda.  Apalagi sepeda motor bisa masuk lewat jalan setapak tak berumput menuju dalam hutan karet, pertanda sering digunakan.

“la ya itu jangan sampai ada mahasiswa yang gak ngerti kondisi, trus tiba2 ada operasi satpol PP”…”pinginnya lihat kebun karet tiba2 kerazia.

Lalu aku mengalihkan topik dengan membuka pertanyaan..”wah daerah begini pa gak rawan pembunuhan, kan sepi”.  Lalu mas zaini menjawab “dikubur pisan disini, lama2 yo panggah ketahuan”…entah itu lewat mimpi, memberi petunjuk orang atau jadi hantu l;ah kira2…sambungnya

“setiap kejahatan pembunuhan kok selalu ketahuan?” lanjut pertanyaanku.

“itulah bedanya manusia dan hewan, hewan mati urusan bisa selesai, dibuang jadi bangkai, kalau manusia boleh dikembalikan ke asalnya tanah, tapi harus dengan cara yang layak.   Kalau dibunuh dan asal kubur tidak bisa, harus dengan layak” pungkasnnya.slm

Sabtu, 05 Januari 2013

DREAM SCOUT 3

Judul:
PROSES WAKAF MUSHOLLA (STUDI PENGURUSAN ADMINISTRASI WAKAF BERFAKTOR PENGALAMAN)
Kayak judul-judul penelitian ya bro...yang penting panjang dan gak perlu tahan lama, tapi jangan nyontek...

BAB I PENDAHULUAN
ini pengalaman penulis adalah proses wakaf musholla

BAB II KAJIAN BUKAN TEORI METODOLOGI
Pertama, *Tanah musholla sudah ada, *pewakafnya/wakif ada, *Nadzir/Pengelola (bisa Ta'mir/tokoh agama) ada dan *melakukan ikrar wakaf ada......gak boleh absen T.

BAB III DOING DGN TUNTAS
Kedua, ikrar wakaf dibuatkan surat di desa yang berisi keterangan wakif, keberadaan tanah dan bangunan (kalau ada, pokoknya detilnya jelas meliputi luasan-nya), Nadzir, dan memuat saksi-saksi, diketahui dan ditandatangani kepala desa/lurah.

Ketiga, bawa pengantar itu ke KUA, cari bagian yang ngurusi wakaf, minta formulir ikrar wakaf, isi bro...

BAB IV PENUTUP
catatan: kalau tanah wakaf berada di tengah pemukiman harus ada akses jalan masuknya, gak boleh numpang tanah pribadi atau tetangga, pasti ditolak. lalu lanjutkan urus sekalian sertifikatnya agar bunyi "tanah wakaf" biar sama pemerintah akan dibebaskan pajaknya.selesai deh!

BAB V DAFTAR PUSTAKA
selebihnya syara' tentang wakaf, wakif, barangnya atau apapun yang berkaitan...... kalau gak tahu, belajar/cari sendiri2 ya bro...kayak ane...tanya ke ustadz gugel...

saran=huruf yang dicetak balok dan cetak miring gak perlu dibaca sungguh-sungguh, apalagi didalami sampai dihayati, karena hanya acsessories belaka, cenderung fiksi dan adegan berbahaya, butuh dampingan periset sejati............wassalam

DREAM SCOUT 2

Kehidupan saat ini berjalan dengan cepat, lebih cepat dari ketidaktahuan kita kapan warna lombok berubah menjadi merah...banyaknya media informasi sangat memungkinkan kita untuk melakukan pilihan wacana yang akan diaplikasikan dalam menyusuri kehidupan...kebebasan dan kemampuan akses informasi hanya digantungkan modal media, selebihnya kemampuan pikiran dalam mencerapnya...sudah cukup banyak internet, Hp, yang hampir semua orang menggunakan saat ini.  Semua menjadi tanda kukuhnya kemajuan Era Jaman saat ini, yang dinamai ...."Global".
Apakah Problem Kehidupan,...problem masyarakat menyusut kecil?...bahkan berpotensi habis?...jawabnya tegas..."tidak!"..Fakta problem kehidupan bertambah banyak...Problem masyarakat semakin hari semakin kompleks...kejahatan mempunyai trend lebih variatif...dan ujungnya...keadilan menjadi barang yang susah ditemukan...penegak hukum harus masih berjuang keras meyakinkan masyarakat bahwa kita sama dihadapan hukum.
Fakta sosial dalam masa kini tidak cukup dibaca dengan satu sisi pengetahuan, tidak selesai dianalisis dengan sekelompok paham...lebih dari itu masyarakat sangat kenal ini adalah mata rantai..... "ketimpangan Sosial".
Saat Orang menjambret karena alasan butuh memberi makan anaknya...saat Orang menipu karena katanya susah cari kerjaan..dan saat kuasa anggaran selalu meng-korup uang yang menjadi amanahnya karena kecilnya laba baginya...inilah cermin kehidupan, yang setiap hari menjadi headline berita-berida dalam media mass kita, setiap hari kita lihat...
Tepat...tepat sekali...kita semua memang saat ini harus bekerja..hidup ini butuh kerja...termasuk mereka para jambret..para koruptor..para pekerja asongan..pejabat..DPR..Guru..pengacara..petani..nelayan..sopir..dan seterusnya...hidup ini butuh kerja..butuh jalan hidup..bertujuan agar terus hidup...
Maka coba perhatikan caranya...cara kita dan mereka bekerja...apakah tepat kerja dengan njambret...dengan menipu...dengan memanipulasi...itu dilakukan...
Mereka melakukan Karena mereka sedang tidak mau kerja yang maslahat...sebagian lagi mereka benar2 tidak tahu cara kerja yang baik...sebagian lagi mereka tak mampu berpikir kerja yang lainnya selain jambret..yang menurutnya satu2 nya jawaban sulitnya cari kerja...
Disinilah tantangan menjadi seorang pendidik…mendidik cara-cara hidup yang benar, menyampaikan luasnya cakrawala pikiran memperbaiki kehidupan…memastikan mental dan moral manusia jelas humanis…yang menyadari manusia harus hidup berdampingan dan saling menguntungkan…untuk memastikan manusia akan terus lestari sampai hari yang dijanjikan…Kiamat.
Masih banyak yang bingung bagaimana manusia menjadi mulya…jadilah pendidik…disini tempatnya di Tarbiyah…

DREAM SCOUT 1

saat itu tahun 2001 bulan juli tanggal akhir....dreamscout (DS) menginjakkan kakinya untuk pertama kali di tanah penimbaan ilmu.."STAIN Tulungagung" satu2 nya perguruan tinggi negeri di kabupaten tulungagung...saat itu Jl. mayor Sujadi Timur tidak seramai sekarang...dan mulai bersemi relawan-relawan NGO-NGO yang di gawangi mahasiswa2 tua dari tempat no. alamat 46....STAIN Tulungagung yang ...moment saat itu 3 tahun pasca lengsernya Presiden Soeharto tahun 1998. yang dikenang dengan prasasti "REFORMASI". hawa pertarungan ide dan pergerakan massa dalam mendengungkan demokrasi sangatlah lantang dan kencang....sehingga mahasiswa memiliki cap "pemuda kritis" yang patut didengar ide-nya...me-landing-kan "tuntaskan Agenda Reformasi", dengan seluruh isu dampingannya...demokrasi, supremasi hukum, keadilan pembangunan, transparansi, reformasi birokrasi, gender, free market idea....dan sebutan-sebutan lain yang masih awam bagi "DS"

Dengan penuh ketakjuban DS melangkahkan kakinya memasuki sampai 200 meter kedalam kampus..mencari tempat yang dituju...sampai pada lokal ujung utara bertuliskan "TEMPAT PENDAFTARAN MAHASISWA BARU"

DS berlatar belakang bukan kalangan ber-UANG...STAIN Menjadi pilihan terakhir dia untuk dapat melanjutkan studi di Perguruan Diri, itupun dia melakukan niatnya untuk tetap menuntut ilmu tanpa sepengetahuan orang tuanya...pikirnya.. orang tuanya tak mungkin merestui niatnnya karena biaya memang alasan kuat untuk tidak meng-kuliah-kan anaknya...saat itu setelah sholat Magrib Sang Bapak memanggil Dreamscout untuk berbincang di teras rumah, sambil memandang kearah jalan depan rumah.
"duduklah...duduk di dekatku...aku mau sampaikan sesuatu untukmu..."

Setelah agak sekian detik DS menunggu apa yang akan disampaikan Bapaknya...

"anakku...
setamat SMU ini kamu sudah berumur 18 tahun...
usia dewasa sudah ada padamu...
ayahmu sudah tidak ada kewajiban untuk terus membantumu...
berdirilah dengan kakimu sendiri...dengan kemampuanmu yang sudah aku bimbingkan selama ini...
Bapakmu ini...sudah tidak mampu untuk membimbing engkau lebih lagi...
Agama kita..tidak mewajibkan untuk kuliah...tuntutlah sendiri ilmu sekuatmu..itu Ajaran Agamamu,,kalau kau belum mendapat kerja...bantulah ayahmu kepasar..sambil kau belajar berjualan...suatu saat lanjutkan kerja bapakmu ini"

Dengan muka tertunduk dan berkaca-kaca... DS tak mampu mengeluarkan kata sepatah katapun...kecuali.."Nggih Pak..." menjadi satu2nya jawaban DS dan penutup perbincangan malam itu.....

pengakuan rasa sayang pada orang tua dan kepatuhan atas nasihat orang tua selama ini menancap dalam dada DS...haru dan sedih baur menjadi satu...sadar selama ini dia hanya minta uang...sadar selama ini dia selayaknya sudah dewasa...sisi lain dia tetaplah pemuda yang punya keinginan...bayangan keinginan untuk seperti teman2 nya yang ceria mengambil formulir mendaftar ke PT favorit...tanpa keluh kesah  biaya...mereka kawanku yang "mbelis", nakal, gak punya sopan santunpun lebih beruntung....ada kesempatan melanjutkan studi...silih berganti dalam banyangan DS...sampai dalam kamarpun ia tak mampu memejamkan matanya....ada rasa bergejolak dan ingin berontak...atas Nasib ini...terlampau jauh...sampai ia merasa liar...Sial hidup dalam keluarga pas-pasan...jiwa menggugat atas keadilan tuhan..."kurang apa aku...sehingga aku harus menderita dan hidup susah ini"..."aku rajin sholat...aku rajin mengaji yang tak satu malampun aku melewatkannya untuk kesia-siaan...Dunia memang TIDAK ADIL!!!.."

Sesempit itulah pikiran DS saat itu sampai ia lupa kapan tepatnya...terlelap dalam tidur yang ia nanti2 kan dan berharap esok ada perubahan...setidaknya ada malaikat keberuntungan dalam mimpinya yang memberi petunjuk dalam kegalauannya...

Setelah menjadi pemalas di hari2 setelah perbincangan malam itu...DS terlalu murung dan banyak berdiam diri di dalam kamar...pusing...tak ada keajaiban datang yang dia impikan...merubah nasibnya seketika....tiba-tiba...!!!!...
DS teringat brosur yang dia masukan dalam tas...brosur itu dia dapatkan diperpustakaan SMU nya dulu....dia penyuka buku..hampir semua buku perpus SMU pernah dia pinjam...
Dan kata-kata yang paling Ia Ingat dalam brosur itu adalah:
"BIAYA PENDAFTARAN MAHASISWA BARU STAIN TULUNGAGUNG Rp.50.000,-"

"Ya aku punya uang segitu...uang yang aku sembunyikan di bawah kasurku ada Rp. 55.000,- cukup untuk naik Bus ke STAIN yang Rp.750,-dari rumahku"
lekas dicari dan dibacanya brosur itu...setelah memastikan isinya, dia berencana dalam hati

"Besok Pendaftaran Terakhir, Pagi hari aku akan mandi seperti dulu aku berangkat ke SMU setelah subuh untuk mendapatkan gratisan naik kereta api pagi ke Tulungagung, ya naik kalau naik Bus Turun Plosokandang...anak sekolah bayar Rp.300,-Tarif Umum 750,-aku tahu persis karena 3 tahun sekolah naik kereta dan pulang naik Bus...tak ada sepeda motor"
Benar sekali Pagi Jam Delapan DS bersiap dengan seluruh persyaratan Legalisir dan sisa foto yang dia punya, masuk dalam tas...dan mencari Bapaknya yang jam segitu pasti dibelakan rumah untuk sekedar bersih2.

"Bapak...Nyuwun Pandinganipun...Kulo Mboten Nyuwun Daftar Kuliah teng Suroboyo...Kulo Ajeng Daftar Teng STAIN Tulungagung, biayanya 50.000,- kulo wonten yotro...pun to njenengan iya ni budal...kulo mboten nyuwun sangu"

lantas Ayahnya yang dicium tangan pamit anaknya berujar

"Bapakmu Gak iso biayai...lek niatmu panggah golek Ilmu...budal o...le..tak idzin i....lan lek wayah bayar neh..aku ra sanggup"

"Pun to..sing penting njenengan idzin i...perkawis mbayar..nopo uang gedung...pikir mbenjing..lek mboten kiat nggih leren mawon...sing penting kulo pun daftar..mbayar 50.000" sambung DS...

"yo wis budal o....brokallahu lak..." tutup ayahnya....

Gotha..!!Dengan setitik harapan...mampu membuat hati DS semangat bukan main...semangat untuk mengarungi hidup hari ini....go..go..go....rasanya hilang sudah kegalauan kemarin2...malaikat telah hadir dihatinya...membawa kabar gembira...tidak terbersit lagi Menggugat keadilan Tuhan atas "lakon" nasibnya...tetapi sungguh agama benar...tak harus iri dengan pemuda seumuran "mbelis" yang selalu beruntung kelihatannya...

"Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman (QS: 2:97).

*Berikutnya...bagaimana ia belajar...menimba ilmu...memahami perjalanan hidup...dan jadi apa dia sekarang...apa capainnya kedepan...akan disambung lain waktu...di kesempatan berikutnya....tanggapan dan komen-nya bro.....thank's untuk Admin..

Jumat, 04 Januari 2013

goda

bukan setan yang terus menggoda kita, tapi kita-kita yang selalu menggoda setan. terlena dan pembiaran atas cara-cara setan menutup pintu-pintu iman kita, mulai masih merekatnya penyakit merasa paling pintar, paling benar, paling bermanfaat.  suka membicarakan orang lain, menceritakan kekurangan orang lain, dan berikutnya suka berbohong.  semua ini yang menjadikan pintu2 keimanan ditutup.
bukti keimanan adalah ibadah, semua ibadah punya batas...puasa wajib hanya dalam bulan ramadhan...sholat ada waktunya...zakat...haji telah ditentukan waktunya...ibadah ada batasannya. pun demikian dengan "dzikir".   
Sifat yang dikehendaki dari amal ibadah adalah 'sholih'.  Amal dihitung bukan dari banyak tidaknya, tapi 'solih' tidaknya, berguna tidaknya, sesuai tidaknya, baik tidaknya amal itu.   sedangkan sifat yang dikehendaki pada dzikir adalah "katsiron", banyak tidaknya, dan anjuran dzikir adalah sebanyak2 nya...tanpa batas...baik pagi maupun sore...tentunya ada aturan dan kita mengharapkan dzikir yang benar2 sampai kepada ridho...walllahua'lam.

Kamis, 03 Januari 2013

pertanyaan untuk monografi

tampilan-tampilan statistik, angka-angka apapun itu berguna sebagai ringkasan agar mudah dipahami, tentu setelah dikasih tahu/tiba2 otak tahu sendiri untuk mendapatkan...cara membaca tabel...mendeskrisikan ulang sebagai penjelasan... dan seterusnya.  lalu tetap saja, saat saya melihat data BPS, saya kesulitan. apa artinya angka-anmgka itu, sama sekali tidak bermakna...cukup berhentilah itu sebagai data mati.  Jumlah sekolah dikawasan, jumlah lahan, jumlah masjid...sama sekali tidak bunyi apa2 selain pengetahuan jumlahnya.

Berikutnya masalah besar kita adalah kemapuan menganalisis hubungan-hubungan, atau menghubung-hubungkan antar data tersebut. mengasah ketrampilan menghubungkan ini bukan semata bisa dihapalkan. 

mengambil contoh riset yang disampaikan kepada saya; pertanyaan peneliti adalah ingin mengetahui organisasi-organisasi perempuan, bentuknya apa saja, bagaimana strukturnya, kendala apa yang dihadapi? setelah data terkumpul terus mau apa. kelas penelitian itu masih hanya ingin mengetahui, sesuai pertanyaan dan rumusan masalah.  inikah yang disebut monografi data mati.  Butuh dijelaskan kembali.

ketrampilan dan kedalaman peneliti bisa dilacak dari kemampuan analisis relational dan kemampuan mengungkap temuan ketimpangan sebagai "benar masalah terjadi" di subjek sasaran, kemudian hasil riset mampu menyumbangkan pengetahuan baru sampai mungkin ditambah solusi yang telah diterap-temukan, atau setidaknya ditemukan "cerita" kejadian sesungguhnya. slm

Labels

Asal (23) Perbuatan (22) Sikap (22) Suasana (18) Pertanyaan (15) Dream (10) Perjalanan (10) Tinggal Menerima (6) Main-main (4)